Hari-hari yang penuh mentari
Antara peluh yang meleleh di bahu waktu
Hingga malam jelang purnama
Melupa segala jalan menuju mimpi
Dari tebing yang runtuh melebur gemulung ombak
Senja tak lagi mencericit membinar kala menangkup angin
Redup bila ku kepalkan mantra doapun mendenyar
Terus mendebur beriringan tapak selangkah demi selangkah
Kupacu setiap arus berkeciprat dengan busung dada ke langit