Lihat ke Halaman Asli

*Batu Syair dan Rantau*

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

>Dihilir malam, kukenang renung
pada tumpuk bebatuan, menggurat
mada dan syair, lalu apung
mengais diruas debu

sepanjang rantau, kujejak tanah
melolong sepanjang lorong
melaguan rintik, lalu arau
memulung dijendela rembulan


sambil membilang ,,,hilang:
:aku dirantau beteman batu syair
menengking dikolong langit pinggiran bumi
mencukupkan liurliur kering.kerontang, tandus

mengasah asa: melumat syair kehidupan
yang kemarin lupa yang esok melindap
mimpi semu anak rantau, meranting dipohon randu
:menduriduri, mendarahdarah,,,mendadadada !>
______________________________________

salam,,,,,sahabat


@rskp,04092014,,Jakarta,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline