Lihat ke Halaman Asli

Serly Sihombing

MAHASISWA Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Keluarga membentuk karakter anak

Diperbarui: 15 September 2022   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Samovar (2017), struktur budaya yang mendalam adalah hipotesis dari struktur terdalam yang membuat setiap budaya unik dengan menjelaskan bagaimana dan mengapa tindakan budaya dilakukan dengan cara yang terkadang sulit dipahami orang lain. Jadi keluarga adalah kunci yang memungkinkan anggota suatu budaya melihat dunia di sekitar mereka.

            Ada beberapa fungsi bagi kehidupan, antara lain fungsi reproduksi untuk menciptakan dan melestarikan generasi, fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar, fungsi sosial untuk belajar bermasyarakat, fungsi identitas sebagai penanda diri, fungsi nilai dan agama sebagai pembatas tindakan seseorang, dan fungsi komunikasi sebagai sarana untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Menurut Samovar (2017), keluarga terbagi menjadi dua, yaitu keluarga inti (ayah, ibu dan anak) dan keluarga besar (ayah, ibu, anak, kakek dan nenek).

Keluarga memiliki sejumlah tantangan yang harus dihadapi bersama dari waktu ke waktu, seperti globalisasi yang mengubah nilai-nilai  keluarga. Tantangan lainnya adalah konsep tradisional keluarga  mulai terancam. Keluarga tradisional adalah konsep keluarga yang sah, terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Namun pada titik ini konsep keluarga  mulai terancam dengan munculnya pasangan kumpul kebo tanpa ikatan perkawinan, dan adanya keluarga gay/Lesbian atau homoseksual yang hidup bersama sebagai suami istri. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga harus menerapkan nilai-nilai keluarga yang baik dan membuat setiap anggota keluarga siap untuk hidup di dunia.

            Beberapa hari yang lalu, saya sempat bertanya kepada kedua orang tua saya perihal peran mereka dalam mendidik dan mengajarkan anaknya dalam membentuk anaknya untuk masa yang akan datang. Membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga merupakan hal yang sangat penting bagi kedua orang tua saya. Walaupun saya sudah jauh dari kedua orang tua saya, namun kedua orang tua saya tidak lepas tangan begitu saja dalam mendidik saya. Ada banyak sekali yang diajarkan kedua orang tua saya dalam membangun karakter saya untuk membentuk karakter saya. Hal-hal kecil yang dulunya tidak saya sadari, mulai dari bersama-sama membersihkan rumah, membagi tugas rumah tampa membedakan anak laki-laki dan perempuan, bertanggung jawab atas apa yang sudah kami kerjakan dan masih banyak lagi hal lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Ada juga nilai di dalam budaya yang diajarkan kedua orang tua saya dan hal ini turun temurun dari kakek nenek saya. Yang paling utama adalah nilai kesopanan dan menghormati kedua orang tua atau orang yang lebih tua dari kita. Tidak hanya itu, kami juga diajarkan untuk selalu menggunakan kata “maaf, tolong, dan terima kasih”. Tiga kata ini tidak pernah bosan diacarkan oleh kedua orang tua saya kepada saya dan adik-adik saya, karena menurut mereka ini suatu hal yang sangat penting dan ini bisa diucapkan oleh semua orang baik yang lebih tua maupun yang  muda. Kedua orang tua saya juga selalu mengajarkan kami untuk tidak menggunakan kata “aku, kau/kamu, atau penyebutan nama panggilan” sebisa mungkin kami menggati dengan kata “kakak, abang, adek, paman, bapak, ibu” agar terlihat lebih sopan dan enak didengar. Dari penjelasan yang diberikan kedua orang tua saya bisa saya simpulkan bahwa itu semua budaya yang baik dan sangat tepat untuk ditiru.

            Setiap keluarga memiliki budaya dan cara pandang yang berbeda, semua tergantung bagaimana  kita melihatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa  semua nilai-nilai yang diajarkan di masa lalu tidak dapat diterapkan pada generasi berikutnya karena  globalisasi dan kemajuan. Oleh karena itu, rangkullah yang baik dan perbaiki kelemahannya.

Daftar Pustaka :

Samovar, L., Porter, Richard., McDaniel, Edwin R. dan Roy, Carolyn S. (2017). Communication Between Cultures. Cengage Learning.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline