Suatu organisasi dapat dikatakan berhasil apabila di dalam organisasi tersebut terdapat seorang pemimpin yang dapat bertanggung jawab dalam memberikan pengaruh kearah yang positif. Seorang pemimpin yang dapat membawa pengaruh yang positif bagi bawahannya akan dapat meningkatkan kinerja bawahannya, dengan harapan apa yang menjadi tujuan organisasi akan tercapai.
Untuk dapat mengetahui pengaruh yang tepat untuk diterapkan dalam suatu organisasi, berikut terdapat 4 jenis pengaruh kepemimpinan yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan oleh seorang pemimpin:
Transformational leadership ditandai oleh kemampuan seorang pemimpin untuk membawa perubahan yang signifikan, baik perubahan bagi pengikutnya maupun bagi organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memahami kepemimpinan transformasional adalah membandingkannya dengan kepemimpinan transaksional. Pemimpin transaksional mengenali kebutuhan dan keinginan pengikut dalam pertukaran untuk memenuhi tujuan tertentu atau menjalankan tugas tertentu.
Transformasional leadership dibedakan dari transcactional leadership dalam 4 area, yaitu:
- Transformasional leadership menggambarkan sebuah visi mengenai masa depan yang diinginkan dengan mengkomunikasikan secara efektif.
- Transformasional leadership menginsipirasi followersnya untuk mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan sendiri.
- Transformasional leadership memberikan perhatian pada followersnya dari kebutuhan fisik tingkat yang lebih rendah (seperti keselamatan dan keamanan) sampai dengan kebutuhan fisikologis tingkat tinggi (seperti harga diri dan aktualisasi diri)
- Transformasional leadership mengembangkan pengikutnya untuk menjadi leader.
Charismatic leaders memiliki sebuah pengaruh emosional yaitu melibatkan emosi mereka dalam pekerjaan sehari-hari, yang membuat mereka terlihat energik, antusias dan menarik bagi orang lain dan dapat menginspirasi orang-orang dalam organisasi. Pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri seperti; memiliki visi yang kuat atau tujuan yang jelas, mengkomunikasikan visi tersebut secara efektif, mendemontrasikan konsistensi dan fokus dan mengetahui kekuatan yang dimiliki lalu memanfaatkannya.
Coalitional leadership melibatkan proses membangun koalisi orang-orang yang mendukung tujuan pemimpin dan dapat membantu mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan putusan pemimpin dan mencapai tujuan. Ada beberapa langkah agar coalitional leadership dapat menjadi efektif, yaitu:
- Coalitional leader banyak melakukan interview.
- Coalitional leader mengunjungi pelanggan dan stakeholders lainnya.
- Coalitional leader mengembangkan "map of stakeholder buy-in"
- Coalitional leader melakukan perincian rintangan-rintangan dan mempromosikan cross-silo coperatioon.
Machiavellian-Style Leadership Machiavellian sering dikaitkan dengan perilaku yang tidak bermoral, bahkan perilaku yang jahat yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan atau kekuasaan seseorang untuk kepentingan pribadi.
Machiavellian-style leader memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Mereka selalu waspada terhadap resiko dan ancaman terkait dengan kekuasaan
- Mereka tidak keberatan ditakuti
- Jika diperlukan, mereka akan menggunakan penipuan
- Mereka menggunakan reward dan hukuman untuk membentuk sikap.
Seorang pemimpin dalam suatu perusahaan memiliki peran terhadap kinerja bawahannya dalam mengarahkan dan memberikan motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawannya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus dapat memilih pengaruh mana yang dapat diterapkan dalam perusahaannya dan diterima oleh seluruh bawahannya agar dapat mendukung terciptanya suasana kerja yang baik.
Referensi :
Daft, Richard. L. 2015. The Leadership Experience 6th edition. United States: Cengage Learning.