Lihat ke Halaman Asli

CINTA: Ternyata Kamu Sama Saja dengan si A, B, C...!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KETIKA seseorang terpapar cinta, mungkin dedaunan tiba-tiba lebih hijau dari biasanya. Atau, tanpa sadar, dirinya menjadi lebih bersinar karena tersiram cahaya cinta yang menyala.

Jatuh cinta yang baik, kabarnya, membuat seseorang menjadi lebih hidup, lebih bersemangat, bahkan juga, lebih pengasih, lebih mudah memaafkan, serta lebih tegar menghadapi masalah. Cinta memberi kekuatan luar dalam dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Dalam perspektif positif, cinta menawarkan totalitas. Ia mengumpulkan semua yang berserak di antara dua subyek. Maka, dunia yang penuh warna bisa tiba-tiba menjadi jingga semua. Indah bukan?

Tetapi, dalam perspektif sebaliknya, cinta meniadakan warna lainnya. Ia menghanyutkan, menginfeksi kulit hingga saluran pernapasan, sampai ujung-ujung rambut yang tidak bersaraf.

Ia membohongi kesadaran bahwa dunia itu satu warna. Bagaimana jika suatu saat orang yang paling dicintai itu berubah menjadi orang yang paling dibenci? Atau, bagaimana jika tiba-tiba, orang yang paling dicintai itu mati? Bukankah kesiapan untuk sungguh-sungguh mencintai juga mensyaratkan kesiapan implisit untuk, suatu saat, sungguh-sungguh kehilangan?

Pada akhirnya, kita akan menemukan cinta, seperti juga ciptaan Tuhan lainnya, hanyalah sebuah amanah. Dan sebuah amanah tentu saja bisa diambil lagi sewaktu-waktu kapan saja Dia mau.

Seorang perempuan tiba-tiba merasakan kekecewaan hebat ketika ia mendapati kotak pesan masuk di akun Facebook kekasihnya berderet pesan dari wanita-wanita maya. Pesan-pesan itu mengejutkan. Perempuan itu merasa ditikam dengan ulah kekasihnya yang gemar mengumbar kata kangen pada wanita lain.

Insiden itu tampaknya telah mengantar si perempuan beberapa tindak lagi menemukan batas cintanya. Jika sebelumnya bibirnya nyaris selalu basah dengan ungkapan, “honey, i really love u…”, kini ungkapan itu mengering perlahan-lahan dan mungkin akan habis sama sekali.

Cinta mereka seperti telah kehabisan bahan bakar. Derai tawa mereka drastis surutnya. Senyum yang biasanya tak pernah berhenti bergelombang kini hampir sirna.

Perempuan itu dilanda kekecewaan akut bukan lantaran kekasihnya jenis laki-laki yang doyan mengulang-ulang kesalahan serupa, tetapi justru karena perempuan itu telah menelan pil pahit gombal beberapa laki-laki lain sebelumnya. Harapan nyaris sempurna pada kekasihnya tak disangka hanya berbuah gemuruh di dada: ternyata kamu sama saja dengan si A, B, C….!!!

Bukan tidak mungkin menata rapi kembali serpihan-serpihan kaca hati perempuan itu lagi. Tetapi, usaha sungguh-sungguh pun hanya sanggup membuat kaca itu pulih dengan retak-retak yang sudah pasti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline