Lihat ke Halaman Asli

Ndiken Sergi

Almasuh - Papua

Juru Selamat Itu Bernama Covid-19 walau Hanya Sesaat Saja

Diperbarui: 25 Juni 2020   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pixabay.com

Persoalan macet dan polusi di Jakarta tiba-tiba teratasi. Warga Jakarta untuk sementara waktu dapat menghirup udara segar dan melihat langit biru. Persoalan kronis yang melanda ibukota selama berpuluh-puluh tahun tersebut, langsung teratasi dengan kedatangan virus corona, walaupun hanya sesaat saja.

Aktivitas sosial masyarakat dibatasi selama masa pandemik covid-19 melanda ibukota. Lockdown diberlakukan, imbasnya warga Jakarta bisa melihat langit biru kembali dan menghirup udara segar walau hanya untuk sesaat.  

Fenomena unik serupa terjadi juga di ujung bumi lainya tepanya di Israel. "Danau galilea yang mengalami kekeringan parah hampir selama 20 tahun, kini terisi kembali.  Debit air yang tinggi bahkan telah menenggelamkan pulau-pulau kecil dan vegetasi liar lainnya ", tulis CNN Indonesia.

Semua fenomena unik tersebut terjadi karena andil Virus corona. Covid-19  ibarat pedang bermata dua, yang disatu sisi sangat mematikan, tetapi pada sisi yang lain dapat menyembuhkan persoalan-persoalan kronis yang tidak perna diselesaikan oleh manusia. Para orang pintar di Jakarta selama berpuluh-puluh tahun meracik strategi dan konsep yang jitu untuk mengatasi persoalan macet dan polusi udara, tetapi tidak pernah berhasil. Gubernur ganti gubernur, presiden pun silih berganti, tetapi tidak ada solusi yang tercipta untuk dua persoalan itu.

Pasti-lah hal serupa juga terjadi pada  kota-kota besar dan padat penduduk di belahan dunia lain-nya.

Manusia diberbagai belahan dunia dengan sendirinya membatasi diri untuk aktivitas keluar rumah. Otomatis polusi dan pencemaran lingkungan juga berkurang. Alam menyembukan dirinya sendiri.

Emisi gas rumah kaca (karbondioksida, metana,dll)berkurang karena aktivitas kendaraan bermotor yang menurun. Akibat dari pembakaran bahan bakar berbasis fosil (BBM, Batubara, dll) akan menghasilakan karbondioksida (CO2). Karbondioksida merupakan sala satu zat penyusun "gas rumah kaca".Unsur-unsur yang dikelompokan dengan istilah "Gas rumah kaca" merupakan salah satu penyumbang terbesar pemanasan global yang memicu terjadinya lubang pada lapisan ozon.

Dengan berkurangnya komposisi unsur-unsur tersebut diatmosfir maka, dengan sendiri bumi telah mengobati dan menyembukan dirinya sendiri. 

Hanya dengan kehadiran virus corna maka persoalan-persoalan tersebut dalam sekejap mata langsung teratasi, walaupun hanya sesaat. Benar, apa yang dikatakan Mohammad Darvish, seorang anggota dari dewan keamanan nasional untuk Lingkungan, " hari ini bumi merayakan kondisi terbaiknya dalam setengah abad".

Bumi sedang memperbaiki dirinya, bumi sedang menyembuhkan dirinya sendiri, karena dengan kehadiran "juru selamat bumi" yang bernama virus corona semua itu dapat terjadi.  Bumi berserta alam raya sedang bergembira merayakan hari ulang tahun-nya. Walaupun hanya sesaat saja.

Virus corona (covid-19) membawa manusia dalam tata dunia baru. Kehidupan baru, kebiasaan baru, yang terkenal dengan sebutan New Normal. Bukan hanya sekedar pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Tetapi kebiasaan lama yang bersifat destruktif harus dapat ditinggalkan. Kebiaasan untuk harus  hidup lebih bersih, hidup lebih mencintai lingkungan, dan sesama mahkluk hidup lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline