Lihat ke Halaman Asli

Kepada: Tenggara (Siapakah yang Perlu Bersabar Lebih Lama?)

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah berjajar-jajar di kepala

setidaknya enam atau tujuh senja yang akan kulewati sambil mengejek sepi

Meski sedikit cemas,

tapi kurasa hatiku mampu pula menjadi cadas di waktu-waktu tertentu

ialah ketika kau ambil pikulan rindu di bahuku,

yang menjadikanku terbungkuk-bungkuk sembari menunggu pergantian musim

Tak sabar,

tapi Tuhan tak boleh dicecar

sebab ia lebih tahu bulan terbaik -- saat senyummu mekar

dan matamu yang tak berdasar bisa diselami

bisa dimengerti

Alli,

bisakah kita sepakati perjalanan ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline