Aku membayangkan sebuah rindu. Bukan milikku. Dahaga luar biasa atas segala termasuk kubangan lumpur selepas hujan, Rindu, pada senja yang kuning, pada malam yang lekas disekap hening, pada angin yang bergulung membawa gelisah sampai ke danau, lalu melayang dan patah tepat ditengah-tengah pada samar cahaya dikejauhan pada pagi yang teriris gerimis juga kursi-kursi kayu yang telah menyaksi begitu banyak cerita Dipucuk Ramadhan, akan ada lagi cangkir-cangkir teh dan kopi yang didapatnya dengan merayu seorang kawan, Ibu, atau adiknya yang jelita.. Duduk manis saja, dan tersajilah semua.. Aku membayangkan sebuah rindu. Bukan milikku.. tapi mampu mendamparkan pilu sampai kebatinku.. Selamat pulang Selamat datang (sayang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H