Lihat ke Halaman Asli

Tentang Tokoh Idola (Refleksi Diri)

Diperbarui: 13 April 2016   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ROLE"][/caption]

 

 

Sumber gambar : http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/p/keep-calm-and-be-a-role-model-24/

Idola yang saya pahami adalah sebagai sosok maupun tokoh yang dikagumi karena memiliki hal yang menarik baik itu prestasi, penampilan, perilaku maupun kesuksesannya, tergantung penilaian pengikut idola tersebut.

Sejujurnya, saya merupakan orang yang sedari kecil tidak memiliki tokoh idola seperti anak-anak seumuran saya dulu.

Yaa,,sempat beberapa kali saya menyukai orang tertentu, penyanyi maupun public figure tapi tidak pernah sampai "rela" membeli kaset ataupun tiket konsernya. Sebut saja Taylor Swift ataupun jaman dulu, Dirly Indonesian Idol, ya saya memang bahkan pernah ikut meet n greet foto bareng sama Dirly dengan membayar 30 ribu rupiah tapi itu pun dihadiahkan oleh ayah saya sebagai hadiah ulangtahun yang tidak saya ketahui sebelumnya.

Pada masa remaja saya, sempat berfikir apakah saya aneh karena tidak sama dengan anak-anak lain yang mengumpulkan poster ataupun pergi ke konser artis-artis luar maupun acara live musik yang masih hits sampai sekarang.

Namun, dengan berjalannya waktu sedikit banyak saya menyadari keuntungan tidak memiliki tokoh idola

Saat saya lagi senang-senangnya nonton berbagai beauty guru di youtube, saya selalu berfikir "saya juga bisa!"

Saat saya lagi gila-gilanya tau penghasilan makeup artist di instagram , saya juga selalu berfikir "ah gue juga bisa kalo gini mah"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline