Lihat ke Halaman Asli

Ibu-Ibu Sebagai Pelopor Persatuan di Masa Pemilu

Diperbarui: 5 November 2023   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/id/vectors/pertemuan-konferensi-rakyat-tabel-152506/


Masih ingatkah para pembaca sekalian akan hiruk-pikik politik dan kericuhan sosial saat pemilu (Pemilihan Umum) di Indonesia. Pastinya pada saat itu banyak sekali ibu-ibu yang pada saat itu menjadi saksi secara langsung akan bagaimana perbedaan pilihan politik dapat memecah belah masyarakat dalam kubu yang tidak dapat dielakan. Di tengah harapan sampai antusiasme akan kegiatan demokrasi terkadang terjadi dampak yang selalu dibawa dari kegiatan tersebut berupa polarisasi sosial yang mendalam. Hal tersebut dapat secara nyata akan perpecahan tersebut di pemilu 2019. Di tahun pemilu tersebut masyarakat seperti terbagi menjadi dua lapisan masyarakat yang dikenal dengan sebutan "Cebong" dan "Kampret". Kondisi tersebut tentunya menciptakan suasana yang sangat tegang ditengah kehidupan masyarakat khususnya kalangan ibu-ibu.

Walaupun dalam kepekaan yang khas bagi ibu-ibu terdapat pesan yang dibawa sangat penting meskipun terdapat pilihan politik yang berbeda. Dimana pesan yang dibawa tersebut berupa persatuan Indonesia atau NKRI harus tetap dijunjung tinggi. Sudah pasti masyarakat melalui ibu-ibu harus menyadari bahwa keberagaman pilihan politik merupakan suatu keniscayaan dalam kegiatan demokrasi. Sehingga adanya perbedaan yang terjadi tidak boleh menjadi penghancur kebersamaan dan rasa nasionalisme yang sudah dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu disini peran ibu-ibu dalam memilih sebagai pihak yang membangun jembatan dibandingkan tembok yang besar. Harapan ibu-ibu menjadi jembatan tersebut agar harapan Indonesia tetap kokoh walaupun terjadi keberagaman pilihan politik.

Tidak hanya itu ibu-ibu juga memiliki peran penting sebagai pelaku utama dalam membangun keharmonisan di tengah kehidupan masyarakat. Harusnya dengan menyadari adanya pilihan beda politik terdapat nilai-nilai luhur yang harus dikedepankan. Maka dari itu tidak ada salahnya para ibu-ibu yang memiliki kegiatan berkominikasi dengan tetangga ibu-ibu lainnya di sore hari sebelum magrib untuk melakukan dialog terbuka dan empati. Sehingga hasilnya setiap ibu-ibu dari dialog tersebut akan memiliki pemahaman yang berbeda dari perspektif orang lain dari pandangan yang biasanya sudah dipegang.

Adanya banyak diskusi terbuka yang dilakukan oleh ibu-ibu di tingkat lokal. Sudah pasti akan ada dampak lainnya yang dirasakan berupa terbukannya ruang dialog untuk melihat tetangga sekitar dan memahami pandangan politik yang berbeda. Dalam ruang diskusi tersebut akan terjadi pertukaran pemikiran yang positif sambil membuka cakrawala tentang keragaman pendapat yang ada di masyarakat. Belum lagi suasana yang tercipta lebih santai dan terbuka sehingga akan dapat meredam ketegangan yang terkadang muncul selama masa pemilu berlangsung. Agar lebih nikmat biasanya dapat dilakukan diskusi tersebut sambil melakukan kegiatan makan bersama-sama atau hal lainnya.

Tidak hanya di tingkat lokal ibu-ibu juga dapat terlibat dalam berbagai macam kegiatan pendidikan politik yang dilakukan pada sekolah-sekolah dan komunitas yang ada. Dimana pada tempat tersebut akan diajarkan pula kepada anak-anak tentang pentingnya hak suara sampai menjelasakan nilai-nilai kebangsaan yang perlu di junjung tinggi. Dalam kegiatan yang dilakukan ini pihak ibu-ibu akan berusaha untuk membentuk generasi yang cerdas secara politik dan beretika yang akhirnya akan membawa perubahan politik di masa depan bagi Indonesia saat pemilu.

Dalam upaya merangkul perbedaan sambil menjaga kebersaamaan maka para ibu-ibu dapat menciptakan inisiatif kominitas. Dimana kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama yang melibatkan anggota masyarakat dengan latar belakang pilihan politik yang berbeda-beda. Acara yang dirancang tersebut untuk merayakan keberagaman dan memperkuat hubungan sosial antarwarga. Isi suasana kegiatan yang dilakukan harus dirancang penuh keakraban untuk menciptakan kesadaran bahwa di atas segala perbedaan harus dijunjung tinggi semangat persatuan karena dari satu bangsa yang sama yaitu Indonesia.

https://pixabay.com/id/vectors/rakyat-individualitas-spesial-4009327/

Saat peran sebagai pembawa perdamaian dibawa oleh ibu-ibu lebih maksimal tidak ada salahnya dikaitkan dengan tokoh agama atau masyarakat adat. Dengan adanya keterlibatan terebut dampak persatuan dapat menjadi lebih besar lagi bagi masyarakat. Apalagi dua tokoh tersebut sangat dihormati oleh masyarakat sehingga pemaparan persatuan akan meresap dan diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya saat pemilu berlangsung.

Dari semua hal yang telah dipaparkan penulis sebagai ibu-ibu mau berpesan mengenai perdamaian dan persatuan ketika pemilu berlangsung. Para pembaca harus dapat menyadari bahwa adanya perbedaan pendapat sampai pilihan politik merupakan hal yang biasa. Jangan sampai adanya perbedaan pemilihan politik akan dapat memecah belah bangsa. Sehingga rasanya ada slogan berupa "Bolah Beda Politik, Tetapi NKRI Tetap Satu" merupakan yang harus selalu dipegang. Jadi ayo buat suasana politik yang akan datang menjadi lebih nyaman dan aman tanpa adanya perpecahan seperti yang sudah sebelumnya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline