Lihat ke Halaman Asli

Pilar Pembangunan Pedesaan Terpencil Melalui Program Dana Desa oleh Peran Emak-Emak

Diperbarui: 12 Oktober 2023   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/id/photos/buah-pasar-malam-penjaja-959248/


Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman alam dan budaya didalamnya. Kondisi tersebut membuat setiap wilayah yang ada dilengkapi potensi tersebunyi. Untuk mengeluarkan potensi tersebut maka dibutuhkan pembangunan sebagai penopang. Memang saat ini pembangunan masih terpusat di kawasan perkotaan. Sedangkan untuk wilayah pedesaan terpencil masih belum terlalu merasakan pembangunan yang dilakukan. Dalam mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah program bernama Dana Desa.

Program Dana Desa tersebut tidak hanya sekadar merupakan alokasi dana semata. Tetapi adanya program tersebut menjadi representasi akan sebuah harapan perubahan yang lebih baik bagi kawasan pedesaan terpencil. Tidak hanya itu adanya program tersebut direncanakan agar dapat memastikan bahwa sumber daya yang tersedia di desa terssebut dapat dimanfaatkan secara efektif. Semua hal tersebut memiliki ujung berupa peningkatan kualitas hidup penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan terpencil.

Salah satu aspek yang patut dilibatkan dalam penerapan program tersebut berupa peran dari para emak-emak. Para emak-emak ini harus diberikan kesempatan yang besar dan luas untuk diikut sertakan secara aktif. Akibat keterlibatan tersebut kini para emak-emak tidak hanya memiliki peran yang hanya sebatas urusan rumah tangga semata. Tetapi kini para emak-emak bertransformasi menjadi pilar kekuatan baru dalam mewujudkan perubahan sosial dan ekonomi.

Langkah konkret yang dapat diambil oleh para emak-emak berupa pemberdayaan ekonomi lokal. Dana desa yang diberikan akan diubah menjadi sebuah pelatihan keterampilan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam beberapa kasus secara nyata para emak-emak dapat membentuk sebuah kelompok-kelompok kecil berfokus kepada usaha bersama dengan menggunakan modal dari program tersebut. Usaha yang dapat dilakukan terbagi kedalam beberapa bagian hal seperti kerajinan tangan, pertanian, sampai proyek ekonomi kreatif. Sehingga atas kegiatan yang dilakukan tersebut tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan bagi keluarga saja tetapi juga menciptakan lapangan kerja di kawasan pedesaan tersebut.

Tidak hanya itu saja peran emak-emak juga dapat befokus kepada sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan. Secara nyata dalam kedua sektor berupa menyediakan makanan yang bergizi kepada para siswa. Sudah pasti bahwa mengenyam pendidikan yang begituh berat dibutuhkan topangan gizi yang baik. Gizi tersebut berguna sebagai bahan bakar bagi tubuh dan otak untuk dapat mengolah ilmu pengetahuan yang diberikan agar terserap secara baik bagi para pelajar. Ketika para pelajar sudah ditopang oleh makanan yang bergizi dibuat oleh para emak-emak maka peluang pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi lebih baik bagi roda kegiatan Indonesia. 

Keterlibatan emak-emak juga dapat dilibatkan dalam pembangunan infrastuktur menggunakan dana program tersebut. Pastinya banyak sekali banyak desa yang menggunakan program tersebut untuk memperbaiki terkait transportasi. Salah satu contohnya berupa perbaikan jalan rusak sampai jembatan yang menghubungkan antar desa. Adanya hal tersebut membuat desa yang terpencil dapat saling terhubung dengan berbagai macam hal seperti akses pendidikan, kesehatan, sampai pasar. Semua hal tersebut bertujuan untuk dapat membuka sebesar-besarnya bagi masyarakat di pedesaan terpencil agar lebih mudah mendapatkan berbagai macam akses dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk peran emak-emak tersebut berupa penyediaan akan konsumsi yang bergizi bagi para bapak-bapak saat melakukan perbaikan transportasi tersebut.


Para emak-emak juga memiliki peran lainnya yang sangat penting dalam melestarikan lingkungan yang saat ini sedang naik daun. Keterlibatan emak-emak tersebut secara nyata dalam hal pengelolaan sampah, penanaman pohon, sampai penggunaan energi terbarukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika para emak-emak tersebut sudah terlibat dalam hal tersebut maka akan berpotensi membuat generasi mendatang agar memiliki sifat yang mendukung terhadap upaya pelestarian alam karena orang tua telah menjadi contoh yang dilihat sang anak dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Namun dalam melakukan beberapa hal yang telah dipaparkan oleh para emak-emak dalam terlibat untuk mengelola program Dana Desa pasti banyak hambatan. Salah satu bentuk tantangan tersebut berupa minimnya ilmu pengetahuan akan manajemen keuangan dan administrasi. Para emak-emak terkadang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal dalam bidang tersebut. Sehingga para emak-emak tersebut harus belajar secara mandiri atau mengikuti sebuah pelatihan yang diadakan dalam keterlibatakan pada program Dana Desa tersebut.

Nyatanya hambatan yang akan dirasakan oleh para emak-emak tidak hanya itu saja tetapi juga berupa hambatan budaya. Kondisi tersebut memungkinkan terjadi hambatan partisipasi para emak-emak dalam mengambil sebuah keputusan dan pembagian peran. Terkadang norma-norma sosial yang ada lebih mengutamakan peran laki-laki dibandingkan emak-emak pada ranah publik seperti keterlibatan pada program Dana Desa. Untuk dapat mencegah hambatan yang telah dipaparkan tersebut dibutuhkan pendekatan yang holistik yang tidak hanya berfokus kepada peran emak-emak semata tetapi juga pihak lain seperti juga komunitas, pemerintah, dan lembaga-lembaga pendidikan. Adanya pihak lain yang terlibat tersebut dapat memastikan peluang yang lebih besar agar peran emak-emak untuk mendapatkan dukungan dalam terlibatan pada program Dana Desa.

https://pixabay.com/id/photos/lapangan-lembah-lanskap-pedesaan-176602/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline