Organisasi ISHARI mula-mula bernama Jamiyah Hadrah sebuah kumpulan kegiatan hadrah yang berfungsi untuk mengiringi shalawat Nabi Muhammad SAW.
ISHARI adalah kelompok kesenian hadrah yang didirikan oleh K.H Abdurrahim dari Pasuruan atas kemudian, begitu pesatnya pertumbuhan ISHARI itu pada tahun 1959 K.H. Wahab Hasdullah membentuk sebuah wadah buat organisasi dan dideklarasikan oleh tokoh- tokoh ISHARI, tapi pada waktu itu K.H Abdullah Wahab sudah wafat (almarhum) dan digantikan oleh putra beliau(K.H Abdurrahim) yang bernama K.H Muhammad bin Abdurrahim beliau berdua akhirnya membentuk wadah dari jamiyah hadrah ini menjadi nama ISHARI.
Peralihan nama ini dimaksudkan untuk mewadahi jamiyah hadrah yang semakin banyak bermunculan, penggunaan kata REPUBLIK dalam kata ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia) dimaksudkan untuk membentengi agar jamiyah ISHARI tidak disusupi gerakan kaum komunis, namun penggunaan kata Republik dalam ISHARI sudah dihapuskan pada munas pertama ISHARI di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa timur. Pada tahun 1959. Pada saat itu ISHARI bertumbuh pesat bukan hanya di Jawa Timur. Tetepi hingga luar pulau jawa.
Pada tahun 1961, atas usulan ulama dan masyahi serta atas perintah K.H Wahab Hasbullah, Rais PBNU saat itu mengusulkan bahwa ISHARI menjadi badan otonom Nahdatul Ulama (NU), pada saat itu jamiyah ISHARI menjadi terstruktur dengan jelas serta kepengurusan berjenjang mulai dari pusat, wilayah, cabang, anak cabang, ranting, serta anak ranting.
Majelis dalam ISHARI sendiri ada dua yaitu Majelis Hadi dan Tanfidiyah. Dalam perjalanannya ISHARI banyak mendapatkan cobaan. Bahkan pada awal perubahan, nama dari jamiyah hadrah ke ISHARI penuh dengan pergolakan yang nyaris menimbulkan perpecahan bahkan pada tahun 1959-1966 kegiatan ini terpecah menjadi dua.
Begitu juga dengan organisasi di Nahdatul Ulama (NU). keberadaan ISHARI ini tak lepas dari perubahan pada muktamar NU ke-30 tahun 1999 di Lirboyo. Saat itu ISHARI masuk ke pembinaan LSBNU. Pada muktamar NU ke-31 tahun2004 di Boyolali, ISHARI di pindah menjadi organisasi di bawah binaan lembaga jamiyah akhirtariqah almutabarrah annadiyah dan muktamar NU ke-32 di makassar kalimar ISHARI justru lenyap dari AD/ART. Hingga pada muktamar ke-33 di Jombang, ISHARI secara resmi kembali lagi ke Badan otonom NU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H