Lihat ke Halaman Asli

Yang Tersisa

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terpekur disini, menatap tajam ke arah rumah hitam itu. "Kenapa jadi begini?", gumamku dalam hati. Cairan hangat dari mataku menyusup deras tanpa diundang. Aku baru saja berlari puluhan kilometer, menembus hutan rimba yang banyak singa dan serigala, penuh peluh. Agar dapat berdiri di tempat ini. Tapi semuanya tak bisa kuselamatkan satu pun. Rumah itu menghitam, terbakar tanpa sisa. Diujung hutan ini hanya ada satu yang tersisa, dokumen pembakaran lahan secara paksa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline