Bullying merupakan masalah serius yang sering terjadi dikalangan pelajar. Bullying ini sangat mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, hingga sosial seseorang. Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana didalamnya terdapat pemaksaan secara psikologis maupun secara fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap lebih 'lemah' (Zakiyah, Ela Zain, dkk : 2017).
Bentuk bullying bervariasi, mulai dari fisik, verbal, hingga berbasis online atau cyberbullying. Dalam jangka panjang, bullying dapat menyebabkan krisis kepercayaan diri, hingga gangguan mental.
Menurut Ariesto dalam Zakiyah, Ela Zain, dkk (2017), faktor-faktor penyebab bullying antara lain :
- Keluarga
Sering ditemui dalam beberapa kasus bahwa pelaku bullying berasal dari keluarga yang bermasalah. Anak akan mempelajari perilaku bullying dari konflik yang terjadi di rumah, kemudian menirunya terhadap teman-temannya.
- Sekolah
Pembullyan yang terjadi disekolah sering dibiarkan begitu saja, hal ini menjadikan pelaku bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku yang mereka lakukan, yaitu mengintimidasi orang lain.
- Faktor Kelompok Sebaya
Dalam berinteraksi di lingkungan sekolah maupun disekitar rumah, terkadang anak-anak terdorong untuk melakukan bullying. Tak jarang hal tersebut dilakukan sebagai bukti mereka layak masuk dalam kelompok tertentu
- Kondisi lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar yang kurang memdukung juga menjadi faktor terjadinya bullying.
- Tayangan televisi
Tayangan televisi yang ditampilkan menjadi faktor penyebab anak-anak tedorong untuk melakukan bullying.
Tanpa kita sadari, sebenarnya banyak kasus bullying yang terjadi disekitar kita. Hanya saja banyak korban yang enggan bercerita mengenai apa yang dialaminya. Korban seringkali merasa takut atau malu untuk melaporkan pengalaman mereka.
Mereka takut mendapatkan reaksi negatif dari orang-orang sekitar. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang mendukung korban bullying untuk berbicara tentang pengalamannya menjadi salah satu langkah penting untuk mengatasi bullying.
Dalam lingkup sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung melalui komunikasi yang terbuka menjadi salah satu strategi yang efektif dalam pencegahan bullying. Komunikasi yang terbuka memungkinkan siswa merasa nyaman dan aman dalam berbicara tentang pengalaman mereka dengan bullying.
Selain itu, komunikasi yang terbuka menjadikan siswa paham bahwa bullying adalah perilaku yang tidak baik dan siswa memiliki peran aktif dalam mencegah dan melawan bullying. Guru dan staf sekolah juga harus turut berperan aktif dalam komunikasi terbuka.
Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh yang baik dalam menghormati dan menghargai pendapat siswa. Dalam pengambilan keputusan terkait pencegahan bullying, siswa harus diikut sertakan. Hal ini agar siswa merasa dihargai dan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari bullying.
Orang tua juga turut berperan dalam mendukung komunikasi terbuka. Orang tua bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dirumah. Lingkungan yang membuat anak-anak nyaman untuk bercerita tentang pengalamannya atau masalah yang sedang dihadapi di sekolah. Sehingga saling bahu membahu dalam mencegah upaya bullying.
Kesimpulannya, komunikasi terbuka yang efektif menjadi salah satu strategi pencegahan bullying dikalangan pelajar. Dengan menciptakan lingkungan yang membuat siswa nyaman untuk bercerita tentang pengalaman maupun masalah yang sedang dihadapi.
Referensi :