Lihat ke Halaman Asli

septiasih

Accounting

Gelora Semangat Kemerdekaan

Diperbarui: 4 Juli 2024   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggal 17 Agustus 2022 Indonesia telah berusia 77 tahun sejak diproklamirkan kemerdekaan. Indonesia telah melewati berbagai dinamika perubahan. Mulai dari orde lama, orde baru, hingga kini suasana reformasi. Dalam saat ini kita telah merasakan dengan leluasa alam kemerdekaan. Kita dapat berkarya dan menimba ilmu dengan berbagai kemudahan. Hal tersebut dapat kita peroleh tak lepas atas jerih payah para pendahulu. Para pejuang bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang baik dengan cara angkat senjata maupun secara diplomasi demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif, produktif, dan memberikan manfaat bagi sesama.

     Dahulu kemerdekaan Indonesia pun tak lepas dari peran serta anak muda. Sebut saja Sayuti Melik, Wikana, Chaerul Shaleh, dan kawan-kawan. Mereka adalah pemuda yang juga sebagai tonggak dalam perjuangan proklamasi RI. Itulah betapa pentingnya kontribusi anak muda dalam suatu perjuangan. Bila meminjam kata mutiara dari Bung Karno "Beri aku 10 orang tua maka akan ku cabut Semeru sampai akarnya. Beri aku 10 pemuda maka akan ku guncangkan dunia." Oleh karena itu peran anak muda sangat berpengaruh bagi eksistensi suatu bangsa. Pada masa 77 tahun kemerdekaan RI ini, bangku anak muda sebagian besar diisi oleh generasi milenial. Generasi milenial atau "Gen Y" adalah seseorang yang mencapai usia dewasa di awal abad ke-21 dan termasuk generasi yang lahir antara tahun 1980 dan 2000. Jika diperkirakan saat ini mereka berada pada rentan umur 20-40 tahun, usia yang produktif untuk berkarya dan menciptakan suatu inovasi. Ide-ide kreatif mereka mampu melahirkan mahakarya yang baru dan unik.

     Bila kita melihat jejak kehidupan generasi milenial, mereka ini hidup dalam 2 masa, yaitu masa tradisional yang masih menggunakan teknologi manual dan juga masa modern dengan teknologi digital yang lebih canggih. Masa transisi ini adalah momentum yang sangat istimewa. Karena mereka dapat merasakan perubahan yang sangat signifikan dari dua masa tersebut. Maka dari itu, generasi milenial ini mampu melahirkan karya-karya yang luar biasa meskipun usia mereka tergolong muda. Misalnya saja youtuber ternama Atta Halilitar, yang merupakan youtuber dengan jumlah subscribe terbanyak di Asia Tenggara. Jumlah subscriber dan viewer yang banyak ini, menjadikan ia influencer kebanggan. Atta Halilintar merupakan salah satu dari sekian banyak anak milenial kreatif.

     Bila dikaitkan antara generasi milenial dengan kebangkitan bangsa masa kini, adalah bagaimana para milenial menyikapi segala peluang dan tantangan yang ada pada era revolusi industri 4.0 ini. Di zaman sekarang dengan teknologi yang serba cepat dan kilat, penjajahan tidak secara terang-terangan menggunakan senjata atau alat perang lainnya. Namun, yang lebih mengerikan adalah penjajahan mental dan karakter. Generasi muda didoktrin atau dicekoki paham-paham yang menyimpang dari ideologi bangsa. Mereka juga dirasuki oleh budaya yang tidak sesuai dengan karakter luhur bangsa Indonesia.

     Sungguh fenomena ini merupakan sesuatu yang membutuhkan perhatian serius. Apabila kita tidak cepat tanggap dalam menyikapinya maka lambat laun dapat mengancam kedaulatan bangsa. Oleh karena itu, sebagai milenial yang cerdas dan berbudi kita harus bersikap selektif dan cermat akan segala ancaman. Disatu sisi kita harus mengikuti dinamika globalisasi, tetapi disisi lain kita juga harus menyaring pengaruh yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.

     Tak boleh lupa juga bahwa, beberapa tahun terakhir Indonesia bahkan negara-negara di dunia dilanda pandemi covid-19, yang telah mengubah tatanan kehidupan dunia. Dari pandemi covid-19 ini kita dituntut untuk beradaptasi dengan keadaan yang ada. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya, semua terdampak oleh kasus ini. Dan barangkali semangat kebangkitan nasional yang kian memudar? Maka dari itu kita bangkitkan kembali semangat tersebut. Karena gelora semangat nasionalisme harus selalu terpatri dalam dada. Di suasana peringatan HUT RI ke 77 ini marilah kita sejenak merenung dan bangkit kembali untuk berkarya sesuai dengan bakat dan potensi masing-masing. Dengan begitu kita dapat mengisi kemerdaan dengan hal yang positif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline