Awal China dimulai pada tahun 2009 ketika dunia khususnya Amerika Serikat berada di tengah keruntuhan ekonomi.Pemulihan ekonomi tahun 2009 menciptakan kondisi yang baik untuk China akan mulai mengembangkan kekuatannya dan menantang dominasi global AS. Saat itu tentu saja Amerika Serikat sedang sibuk dengan perekonomiannya
Sementara itu, Cina terbukti memiliki pemulihan ekonomi yang lebih baik daripada Amerika Serikat. Melihat situasi tersebut mendorong China untuk merevisi kebijakan luar negerinya pada tahun 2009, mulai terlihat G2 atau persaingan antara Amerika Serikat dan China, yang ditunjukkan dengan perilaku China yang luar biasa ketika USSN Impeccable China dibatasi ke China Selatan. Lau tsebagai Media Tiongkok memusatkan perhatian pada kisah ini, yang jarang terjadi sebelumnya. Ide tersebut muncul karena kapal-kapal Amerika berada jauh dan dekat dengan pelabuhan China.
Oleh karena itu, China menuduh Amerika Serikat melakukan sesuatu spionase terhadap aset militernya, terutama kapal yang dapat mendukung peran Amerika Serikat dalam konflik dengan China Selain itu, konflik ini juga muncul akibat perbedaan interpretasi China terhadap UNCLOS, khususnya dalam hal operasi militer di kawasan ZEE, sehingga dianggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan China.
Rezim komunis digulingkan pada tahun 2012, dan dia digantikan sebagai presiden pada tahun 2013. Dia kemudian digantikan oleh Xi Jinping. Masa jabatan Xi Jinping dari 2013 hingga saat ini terbukti penting bagi kebangkitan China yang berkelanjutan dalam politik dunia. Sejak awal, Presiden Xi diharapkan melakukan perubahan kebijakan luar negeri China dengan menambahkan unsur nasionalisme.
Hubungan kedua negara ini akan didasarkan pada win-win, bukan permainan bebas. Pandangan ini tegas dalam keyakinan China bahwa lingkungan internasional yang stabil dan damai sangat dibutuhkan untuk mengejar program modernisasi. Namun, gagasan tentang jenis baru hubungan negara adidaya sepertinya tidak akan terwujud. Kalaupun ada keinginan untuk bekerja sama dan menerima keberadaan yang lain (kesatuan damai), selalu ada kekhawatiran dan kecurigaan.
Demikian pula, Amerika Serikat tidak ingin China mendominasi kawasan Asia, tetapi itu adalah keinginan China. Keinginan China untuk meraih kekuatan besar dan menguasai kawasan Asia adalah hal yang wajar. China ini memiliki dua kekuatan utama yang dapat digunakan untuk kepentingan nasionalnya. Perpaduan kekuatan ekonomi dan militer merupakan 'ringkasan' bagi suatu negara untuk mulai merencanakan kekuatannya di kancah politik internasional. Sebagai kekuatan yang sedang naik daun, China memiliki keinginan untuk menjadi penguasa kawasan Asia. Namun hal itu tidak mungkin dilakukan tanpa tentangan dan persaingan di Amerika Serikat yang hingga saat ini masih memegang posisi kekuatan dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H