Kebanyakan orang mengalami hal ini! 3 KESALAHAN PRESENTATOR. Apakah anda juga mengalami?
Kesalahan 1 : Salah NIAT.
Niat merupakan pondasi untuk aktifitas apapun, termasuk aktifitas bicara di depan umum. Niat anda menentukan hasil yang akan anda dapatkan pasca anda bicara di depan umum. coba renungkan apa niat anda melakukan presentasi. Apabila niat anda untuk berbagi ilmu maka anda wajib membagikan ilmu anda semuanya sesuai topik yang sedang anda bawakan namun beda lagi apabila niat anda untuk jualan. Ketika niat anda jualan maka anda harus mempersiapkan produk terbaik anda dan penawaran anda dalam presentasi. Niatkan dengan tujuan anda yang BESAR.
Jangan bicara di depan umum sekedar berniat mendapat tepuk tangan atau mendapat pujian dan berharap mendapat akan diajak berfoto oleh peserta pasca anda memberikan materi.
Kesalahan 2 : Ribet dengan PENAMPILAN FISIK
Penampilan fisik seorang public speaker memang penting, namun anda harus tau bahwa ISI MATERI yang anda sampaikan itu sungguh JAUH LEBIH PENTING! Untuk penampilan fisik saran saya sebaiknya anda mampu menyesuaikan dengan kondisi, tidak usah berlebihan.
Tidak perlu pakai jas apabila tidak diwajibkan pakai jas. Contoh : Anda presentasi di pelajar SEKOLAH DASAR maka anda sesuaikan dengan mereka dengan anda memakai batik, anda presentasi di komunitas sosial maka anda juga harus sesuaikan dengan mereka dengan anda memakai hem sopan dan rapi, Ibu2 presentasi saat arisan PKK pakailah pakaian biasanya saja tidak perlu beli jilbab baru. hehehehe
Kesalahan 3 : MEMUSINGKAN JUMLAH PESERTA
Ada type seorang presentator yang takut bicara di depan umum apabila pesertanya banyak. Angka banyak tiap orang tentunya beda-beda ada yang 10-100-1000-10000 dst. Ada juga type yang lain yaitu tidak totalitas memberikan yang terbaik apabila jumlah peserta sangat sedikit dan jauh dibawah daripada ekspektasinya. Bagi anda janganlah anda termasuk menjadi type 2 presentator ini.
Sedikit sharing dulu saya terjerumus menjadi pembicara type kedua, yaitu kurang semangat apabila peserta saya cuma sedikit. Sampailah guru saya memberikan nasehat yang pada waktu itu juga nasehat tersebut menusuk hati merasuk pikiran dan menjadi bahan renungan. beginilah isi nasehatnya :
Guru saya bertanya : Bagaimana kabar ngisi acara hari ini mas?