Perang dunia ke-2 ialah perang terbesar yang pernah dilalui umat manusia, perang ini memakan korban kurang lebih 50 Juta warga sipil dalam waktu 6 tahun saja. Selain banyaknya korban jiwa, perang dunia ke-2 juga sangat menguras keuangan negara, Dimana setelah perang tersebut negara negara yang terlibat terlilit hutang yang sangat besar. Perang ini di akhiri dengan penemuan hebat umat manusia, yaitu Bom Atom. Pada masa masa akhir perang dunia ke-2, perang tersebut seakan akan menjadi perang antara Amerika Serikat melawan Jepang. Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki teknologi yang sangat luar biasa, berhasil membuat senjata pemusnah massal yang paling terkenal, yaitu bom Atom, dengan Julius Robet Oppenheimer sebagai penciptanya.
Dengan adanya senjata pemusnah massal tersebut, Amerika dengan kekuatannya, berambisi mengakhiri perang dengan cara yang heroik. Amerika ingin mengakhiri perang dengan narasi, "Perang ini sangat berkepanjangan dan banyak memakan korban jiwa, dan Jepang semakin menjadi jadi dengan ambisinya". Dari narasi tersebutlah, pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom yang diberi nama "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima, dan pada tanggal 9 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom kedua di kota Nagasaki, dan bom tersebut diberi nama "Fat Man". Tak berlangsung lama dari dampak kerusakan yang terjadi di dua kota tersebut, akhirnya jepang menyerah dari Amerika Serikat.
Jepang sangat terdampak dari serangan tersebut dengan korban meninggal sebanyak 210.000. Yang perlu diketahui bahwa bom atom ialah bom yang paling berbahaya dalam Sejarah umat manusia, karena bom tersebut bisa berfungsi karena adanya reaksi Nuklir didalam bom tersebut. Jadi bom tersebut tidak serta merta meledak saja, tetapi setelah bom tersebut meledak, daerah yang menjadi target akan terkena radiasi nuklir yang memiliki tingkat radioaktif yang sangat tinggi. Hal tersebut berakibat penyakit yang menyebabkan kematian, kecacatan genetic dan lain lain.
Setelah kejadian bom tersebut, Jepang dengan terpontang panting kembali membangun negaranya untuk kembali stabil. Sampai pada 1Maret 1954, Amerika yang sedang berlomba untuk membuat senjata nuklir, melakukan uji coba peledakan bom Hidrogen yang di prakasai oleh fisikawan Teller -- Ulam. Mereka melakukan test bom tersebut di Bikini Atol, Kepulauan Marshall yang berjarak 3.854 km dari Jepang. Bom tersebut ternyata jauh ebih dahsyat dibandingkan dengan bom Nagasaki-Hiroshima. Bom tersebut 1000 kali lebih dahsyat dibandingkan dengan bom Nagasaki-Hiroshima. Yang menyebabkan hancurnya permmukaan karang akibat ledakan, mennimpa penduduk atol Rongelap dan Utirik, sedangkan dampak yang partikulat dan gas menyebar ke seluruh Dunia.
Pada hari yang sama, di jepang bagian timur banyak aktifitas para nelayan yang sedang menangkap ikan. Tetapi salah satu kapal nelayan Jepang yang bernama, Daigo Fukuryu Maru terkena imbasnya. Kapal tersebut memang biasa beroprasi menangkap ikan di area terluar laut jepang. Tetapi pada saat itu, mereka tidak mengetahui bahwa Amerika Serikat sedang melakukan uji coba bom hydrogen. Hingga akhirnya 20 awak kapal yang ada di kapal tersebut mengira bahwa langit mengeluarkan salju, tetapi itu adalah abu ledakan dari bom tersebut, dan abu tersebut sangat beradioaktif sangat tinggi. Setelah kembalinya para awak kapal dari berlayar, mereka menunjukan gejala keracunan radiasi. Mereka mengalami nyeri, sakit kepala, mual, pusing dan diare. Mata mereka mulai memerah dan mengeluarkan lender yang gatal. Pada keesokan harinya tubuh dari para awak mulai melepuh akibat terkena abu radioaktif. Wajah mereka juga mulai gelap. Seminggu kemudian rambut mereka mulai rontok. Setelah enam bulan, 1 dari 20 awak kapal tersebut meninggal akibat radiasi bom tersebut, dan 19 lainnya hidup dengan penyakit seperti kanker dan penyakit lain dari radiasi tersebut.
Masyarakat jepang yang lukanya belum hilang dari Nagasaki-Hiroshima, kini dihadapkan dengan luka yang baru. Mereka seperti dihantui rasa takut dari penyakit yang tidak terlihat, yang disebut radiasi. Para kru kapal yang selamat, mendapat penolakan dari warga tempat mereka tinggal. Warga memiliki ketakutan bahwa itu dapat menyebar dan menginfeksi orang orang disekitar, Masyarakat jepang hidup dengan rasa ketakutan yang sangat mendalam.
Pada Oktober 1954 Ishiro Honda memiliki ide untuk membuat film dari latar ketakutan Masyarakat Jepang. Dia menggambarkan sebuah monster besar yang terinspirasi dari makhluk mutase dari adanya radiasi nuklir, yaitu Gojira, yang sekarang dikenal sebagai Godzilla. Film tersebut sangat menggambarkan rasa takut Masyarakat jepang dari adanya paparan radiasi bom bom AS, sekaligus memperlihatkan kepada dunia betapa bahanya bom tersebut. dan film ini berhasil mendapat simpati dari Masyarakat dunia terhadap jepang, sebagai negara yang terdampak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H