Lihat ke Halaman Asli

Raksasa Ekonomi yang Tertidur

Diperbarui: 26 Mei 2017   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar kemajuan suatu negara, mengingat luas lautan dunia mencapai lebih kurang 70% berbanding 30% dengan luas daratan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang menempati posisi kedua sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Tak hanya itu, Indonesia juga mendapat peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan sebagaimana dilansir oleh Food and Agriculture Organization. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi Raksasa Ekonomi.

Sadar akan hal tersebut, Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) dalam rapat kerja nasionalnya mencoba untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui program kerja yang dirancang untuk dapat bergerak secara sinergis dan strategis.

rakernas-apmi-59049bd6969373e65c2bd28e.jpg

“Semoga APMI bisa lebih bersuara membangun gairah kemaritiman Indonesia.” Ujar Guspiabri Sumowigeno, Praktisi Muda yang turut hadir dalam membuka Rapat Kerja Nasional II APMI. Pria yang akrab disapa Guspi inipun menegaskan bahwa, Poros maritim harus bisa jadi jawaban, karena pada tahun 2023 ekonomi Indonesia akan lebih besar dari Rusia dan Spanyol.

Jika menelisik sejarah, Indonesia merupakan negara yang besar. Indonesia adalah Republik pertama di Asia Tenggara serta negara pertama yang melawan seluruh setting internasional. Oleh karena itu, supaya terwujudnya kejayaan Indonesia sebagai raksasa ekonomi perlu adanya aksi nyata dan kolaborasi antara semua elemen, mengingat maritim merupakan konteks yang global.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline