Lihat ke Halaman Asli

Sudah Hampir Satu Tahun Serba dari Rumah, Bagaimana Nasib Siswa dan Siswi di Indonesia?

Diperbarui: 17 April 2021   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

  • Septian M Alfarindo  
  • Covid -- 19, atau yang biasa dikenal dengan istilah Virus Corona ini sudah hampir setahun menghantui para penduduk dunia. Diketahui bahwsanya virus ini pertama kali ditemukan dan muncul di sebuah pasa hewan yang terdapat di kota Wuhan Cina pada akhir bulan Desember tahun 2019 lalu. Setelahnya, Virus ini menyebar secara cepat keseluruh penjuru Negara termasuk Indonesia. Penyebarannya yang sangat cepat ini yang pada akhrinya membuat beberapa Negara berdampak menerapkan kebijakan-kebijakan seperti di berlakukannya Lockdown untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
  • Di Indonesia sendiri, Pemerintah mulai menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar ( PSBB ) dengan harapan Pemerintah dapat menekan penyebaran Virus ini yang semakin hari semakin meluas. Setelah pemberlakukan PSBB, Pemerintah pada 1 Juni 2020 mengeluarkan kebijakan baru yaitu New Normal. Yang dimana para warga di perbolehkan melakukan beberapa aktifitas seperti berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari namun tetap dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang sudah di tetapkan.
  • Pemerintah Indonesia sendiri terus berupaya keras dalam mencari solusi dan juga mencari jalan keluar untuk kembali menjalankan roda perekonomian di tengah pandemi, namun tetap menjalankan Protokol Kesehatan yang sudah di tetapkan. Oleh karena itu, New Normal atau Kebiasan baru menjadi salah satu solusi Pemerintah untuk kembali menjalankan roda perekonomian masyarakat di tengah -- tengah pandemi seperti ini.
  • Di dalam kebijakan New Normal ini, semua kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat harus tetap mematui semua Protokol Kesehatan yang sudah di tetapkan, serta juga membatasi setiap pertemuan yang dapat memicu kerumunan.
  • Banyak sekali dampak yang di hasilkan akibat terjadinya Pandemi Covid -- 19 ini, tidak hanya sektor perekonomian masyarakat yang menjadi imbasnya, sektor Pendidikan-pun ikut serta terkena dampak dari terjadinya Pandemi Covid-19 ini.
  • Semua aktivitas Pendidikan mulai dari tingkatan Dasar, Menengah bahkan sampai Perguruan Tinggi di lakukan secara Daring ( Dari Rumah ) tanpa melakukan tatap muka secara langsung seperti biasanya sebelum terjadinya pandemi ini.
  • Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebuduayaan ( Kemendikbud ), menerbitkan sebuah Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 mengenai Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Covid-19 yang dimana seluruh aktivitas belajar dan mengajar di lakukan secara Daring menggunakan system online.
  • Dengan memanfaatkan Teknologi yang semakin berkembang dengan pesat, kegiatan belajar dan mengajar di tengah Pandemi Covid -19 ini dapat dilakukan secara Online. Walaupun pada kenyataannya proses belajar mengajar secara Online ini juga memiliki berbagai kendala di dalamnya. Seperti halnya jaringan di beberapa daerah di Indonesia yang belum stabil, dan juga keterbatasan Gadget yang dimiliki oleh para siswa maupun siswi.  Inilah yang harus menjadi perhatian khusus Pemerintah dalam mengatasi masalah belajar dari rumah di tengah Pandemi seperti ini.
  • Masalah lain-pun mulai bermunculan, tidak hanya jaringan yang terkandang menghambat proses belajar mengajar para siswa maupun siswi, para siswa maupun siswi dengan keadaan yang kurang mampu harus terus menerus membeli kuota dengan harga yang cukup menguras kantong setiap bulan. Walaupun Pemerintah sudah memberikan kuota gratis, namun masalah ini tetap saja menjadi salah satu kendala di dalam proses belajar para siswa maupun siswi di dalam daring.
  • Hal ini juga di jelaskan oleh salah seorang operator sekolah dasar di salah satu daerah di Kabupaten Tanggmus Lampung. " iya mas, daring ini banyak banget kendalanya. Apalagi untuk siswa maupun siswi sekolah dasar yang notabene belom kenal banget sama gadget. Jadi banyak dari orang tuanya yang ngeluh sama sekolah daring ini."  Riyan Hadi Wibowo salah satu operator sekolah di SDN 1 Sinar Mancak. 
  • Dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring ini hanyalah berisikan proses pembelajarannya saja, dengan penerapan transfer materi yang sangat terbatas mengetani pengetahuan materinya. Bahkan untuk dapat mengakses informasi mengenai materi yang disampaikan oleh pihak guru maupun dosen, para siswa, siswi maupun mahasiswa ataupun mahasiswi yang tinggal di daerah terpencil harus berjuang mencari tempat dengan jaringan yang mumpuni untuk dapat mengakses materi belajar yang di berikan kepada mereka. Dengan kondisi yang seperti itu, mereka harus tetap dapat bertahan untuk tetap mengikuti proses pembelajaran secara online yang belum di ketahui kapan akan berakhirnya. 
  • Namun, di tengah-tengah keterbatasan yang di hadapi ketika sekolah daring tetap terdapat dampak positif di dalamnya. Diantaranya, para pelajar maupun pengajar ini belajar mengenai hal baru tentang teknologi yang di mana di dalamnya ternyata dapat menunjang di dalam proses belajar maupun mengajar serta orang tua dapat lebih bisa memperhatikan perkembangan anak secara langsung.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline