Orang bilang, aku selalu terlihat tenang seperti air. Sebenarnya tidak seperti itu. Aku tidak sepenuhnya sependapat dengan apa yang orang-orang bilang. Seperti sekarang. Jantungku berdegup kencang. Tubuhku panas dingin. Aku selalu begini setiap merasa cemas.
Aku melangkahkan kakiku dengan lambat ketika sedikit lagi akan sampai di danau. Aku cemas setiap akan bertemu orang baru. Aku sudah mempersiapkan diri jauh hari untuk hari ini, tapi aku masih tetap cemas. Perutku mulas saking cemasnya. Aku yakin aku tidak ingin ke toilet. Mulasnya perutku hanya efek dari aku terlalu cemas.
Aku berhenti sejenak. Tarik napas, keluarkan. Siap tidak siap, aku harus siap. Aku membuka lagi ruang chat grup di aplikasi chatting. Sudah ada yang sampai lebih dulu dan dia mengirim foto lokasinya. Aku mencari ke sekitar. Benar saja, dia duduk di atas rumput seraya bermain dengan ponselnya. Aku berjalan mendekatinya. Dia mengangkat kepalanya dan tersenyum padaku.
"Halo, aku Ivanka," ujarnya setelah memastikan aku duduk dengan nyaman.
"Aku Sasya."
Setelahnya hening menyeruak. Canggung sekali. Aku rasanya ingin pulang dan rebahan dengan nyaman di kamar kos seraya nonton drama. Aku dan dia sibuk dengan ponsel masing-masing.
Suasana sedikit membaik ketika satu per satu anggota kelompok datang. Kami memulai dengan perkenalan, berdiskusi sedikit tentang program kerja yang akan kami laksanakan selama KKN, hingga tiba pembahasan mengenai struktur. Kami setuju menunjuk Ivanka sebagai ketua. Dia tenang dan menggiring diskusi dengan baik dan terstruktur.
"Siapa yang mau jadi sekretaris?" tanya Ivanka.
Ivanka memandang kami satu per satu. Kami mengalihkan pandangan. Siapa juga yang ingin repot mengemban tanggung jawab sebagai tangan kanan ketua. Aku juga tidak ingin. Lebih baik jadi anggota saja.
"Sasya, jadi sekretaris, ya?" ujar Ivanka seraya menatapku dan tersenyum.