Lihat ke Halaman Asli

Septia Ningtias Rahayu

Mahasiswa Keperawatan

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Kinerja Perawat di Indonesia

Diperbarui: 19 Desember 2021   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 yang selama kurang lebih dua tahun belakangan ini sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, serta berdampak pada setiap sektor. 

Virus SARS-CoV-2 merupakan virus penyebab COVID-19 yang akan menginfeksi manusia kemudian orang tersebut dapat menularkannya kepada orang lain yang penyebarannya melalui partikel kecil saat orang tersebut batuk, bersin, berbicara, berteriak, maupun bernyanyi. 

Tenaga kesehatan memiliki peran untuk menangani masalah pandemi COVID-19 ini agar tidak semakin menyebar dan membantu para pasien yang tertular COVID-19 dapat segera pulih serta menjalankan aktivitasnya sehari-hari. 

Oleh karena itu, tenaga kesehatan berperan sebagai garda terdepan, tidak terkecuali bagi perawat. Seorang perawat memiliki peran besar sebagai pelaksana atau pemberi asuhan keperawatan. 

Perawat dituntut untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien serta memprioritaskan dan mengoptimalkan keselamatan pasien. 

Perawat adalah profesi yang selalu berada dan bertemu dengan pasien hampir 24 jam setiap harinya dan berkontak langsung dengan pasien. Hal tersebut tentunya memiliki beberapa dampak bagi perawat selama situasi pandemi COVID-19 ini.

Penyebaran virus COVID-19 begitu cepat dan luas yang menyebabkan jumlah pasien di rumah sakit semakin meningkat sehingga perawat mengalami kelelahan secara fisik karena jumlah jam kerja yang meningkat. 

Pandemi COVID-19 juga mengakibatkan perawat mengalami kecemasan.  Penelitian yang dilakukan oleh Santono, et. al (2021) menyatakan bahwa mayoritas perawat mengalami kecemasan ketika merawat pasien yang terinfeksi COVID-19. 

Perawat merasa cemas karena takut tertular maupun menularkannya kepada orang lain, terlebih kepada keluarga maupun orang-orang terdekatnya. 

Selain itu, perasaan cemas seorang perawat dapat diakibatkan oleh tuntutan pekerjaan yang tinggi, seperti meningkatnya jumlah pasien di masa pandemi COVID-19 menyebabkan perawat memiliki waktu bekerja yang cukup lama. 

Perasaan cemas juga dapat diakibatkan oleh stigma negatif dari masyarakat, keterbatasan gerak karena penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), informasi yang kurang mengenai paparan jangka panjang terhadap orang-orang yang tertular, serta rasa takut akan menularkan kepada keluarga dan orang terdekat karena tuntutan pekerjaan perawat sebagai tenaga kesehatan (IASC, 2020 dalam Santono, et al, 2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline