Berdebar jantungku kencang,
memandangmu di seberang,
rasa riang tak terbayang,
membuatku semakin bersemangat untuk bertemu denganmu, sayang.
Aku yang baru melepas sepatu,
memelukmu dengan hangat serta bermutu,
bukan siapa - siapa dan yang lain litu,
hanya ibuku yang ku rangkul dan ku tumpu.
Ayah,
jangan lupa dengan pemandu arah,
saat aku tersesat dan lemah,