Lihat ke Halaman Asli

Septian Ilham Berlian

Mahasiswa UIN RMS Surakarta

Radikalisme di Indonesia: Ancaman atau Tanda Perubahan?

Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Radikalisme di Indonesia: Ancaman atau Tanda Perubahan ?

Radikalisme, dalam konteks Indonesia, sering kali diidentikkan dengan ancaman terhadap kestabilan sosial, politik, dan keamanan. Fenomena ini mengemuka di tengah keberagaman bangsa yang memiliki berbagai latar belakang agama, etnis, dan budaya. Namun, yang sering terlewatkan adalah memahami secara mendalam penyebab radikalisme dan bagaimana kita, sebagai sebuah bangsa, dapat menghadapi tantangan ini dengan pendekatan yang lebih bijaksana dan berimbang.

Radikalisme: Definisi dan Pemicu

Secara sederhana, radikalisme merujuk pada paham atau sikap yang ekstrem dalam memperjuangkan suatu keyakinan atau ideologi, yang terkadang disertai dengan penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan tersebut. Di Indonesia, radikalisme sering kali dikaitkan dengan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama, meskipun pada kenyataannya, radikalisme bisa muncul dari berbagai spektrum ideologi, baik agama, politik, maupun sosial.

Ada beberapa faktor utama yang menjadi pemicu tumbuh suburnya paham radikal di Indonesia. Pertama, ketimpangan sosial dan ekonomi yang masih terasa di berbagai daerah. Ketidakadilan ini memunculkan rasa frustasi, terutama di kalangan generasi muda, yang kemudian rentan dimanipulasi oleh narasi-narasi radikal. Kedua, lemahnya pemahaman terhadap agama, di mana individu atau kelompok tertentu lebih mudah terjebak dalam pemikiran sempit tanpa melihat konteks yang lebih luas. Ketiga, pengaruh globalisasi dan akses internet yang masif, yang mempermudah penyebaran propaganda radikal.

Menurut hasil penelitian dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), salah satu faktor penyebab meningkatnya radikalisme di kalangan anak muda adalah minimnya akses terhadap pemahaman agama yang moderat. Hal ini diperparah oleh paparan media sosial yang sering kali menyajikan konten-konten ekstremis secara masif .

Dampak Radikalisme terhadap Kehidupan Berbangsa

Radikalisme di Indonesia tidak hanya berdampak pada isu keamanan nasional, tetapi juga mengancam kebersamaan dalam kehidupan berbangsa. Ideologi radikal berpotensi memecah belah masyarakat yang majemuk. Ketika kelompok-kelompok radikal berusaha memaksakan ideologinya, seringkali yang dikorbankan adalah toleransi dan keberagaman yang selama ini menjadi fondasi kuat dari bangsa Indonesia.

Perpecahan yang didorong oleh radikalisme dapat merusak harmoni sosial. Konflik horizontal yang timbul akibat intoleransi berpotensi berkembang menjadi kekerasan yang lebih luas, seperti yang pernah kita lihat dalam berbagai insiden terorisme. Selain itu, radikalisme juga mengekang perkembangan demokrasi. Narasi radikal cenderung bersifat totaliter, menolak perbedaan pandangan, dan menentang hak-hak individu yang dilindungi dalam sistem demokrasi .

Menghadapi Radikalisme dengan Pendidikan dan Keadilan Sosial

Upaya penanggulangan radikalisme di Indonesia tidak bisa hanya dilakukan melalui pendekatan keamanan, meskipun hal itu tetap penting. Pendekatan yang lebih komprehensif diperlukan, salah satunya adalah melalui pendidikan. Meningkatkan literasi agama dan ideologi secara moderat sangat penting agar masyarakat, terutama generasi muda, memiliki pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang keberagaman, toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan .

Di sisi lain, memperjuangkan keadilan sosial juga merupakan kunci. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengurangi ketimpangan ekonomi yang menjadi salah satu akar tumbuhnya radikalisme. Ketika masyarakat merasa dilibatkan dalam pembangunan dan merasakan manfaat dari kesejahteraan yang merata, ruang bagi narasi-narasi radikal akan semakin sempit.

Kesimpulan

Radikalisme di Indonesia, seperti di banyak negara lain, adalah tantangan kompleks yang membutuhkan pendekatan multidimensi. Daripada sekadar dipandang sebagai ancaman, fenomena ini bisa menjadi alarm bagi kita untuk memperbaiki berbagai aspek sosial dan politik yang selama ini diabaikan. Menghadapi radikalisme bukan hanya soal melawan kekerasan, tetapi juga soal membangun masyarakat yang lebih adil, toleran, dan berpendidikan. Hanya dengan cara ini, Indonesia bisa tetap menjaga keharmonisan dan keberagamannya di tengah gelombang perubahan global  .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline