Kecamatan Ciampea - Bogor, Seiring berkembangnya zaman, sistem pendidikan pun mengalami perkembangan dan perubahan. Kurikulum 2013 atau Kurtilas merupakan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini.
Sistem ini diberlakukan serentak oleh pemerintah di seluruh sekolah yang ada di Indonesia pada tahun 2018. Meskipun begitu, Kurtilas ini pernah mengalami beberapa kali revisi dalam masa uji coba dan saat ini masih dalam masa adaptasi.
Kurikulum 2013 sangat berbeda jauh dengan Kurikulum sebelumnya dalam berbagai aspek. Sosialisasi Kurtilas sangat penting dilakukan, baik kepada guru ataupun kepada siswa. "Bukan hanya guru yang membutuhkan sosialisasi Kurikulum 2013 saja, tetapi siswa juga perlu.
Terlebih lagi siswa yang sebelumnya merasakan Kurikulum 2006," tutur Maryatul Hijriyah (25) selaku salah satu staf pengajar SDN Ciampea 01.
Baca juga : Model Homeschooling dalam Mengatasi Keterbatasan Pendidikan Formal
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2006 sangat terlihat jelas pada pendidikan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor salah satunya.
Sebelumnya pengajaran sekolah dasar dibagi menjadi beberapa mata pelajaran. Dalam Kurikulum 2013, pengajaran Sekolah Dasar dibagi menjadi beberapa tema. Setiap tema mengandung beberapa pelajaran seperti Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia.
Tidak hanya sistem pengajarannya saja yang berbeda, sistem penilaian Kurtilas pun berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Sistem penilaian Kurikulum 2013 terbagi menjadi empat aspek, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku. Hal tersebut membuat buku rapor hasil belajar siswa menjadi lebih tebal dibanding bukur rapor kurikulum sebelumnya.
Sistem Kurikulum 2013 yang terbilang sedikit rumit membuat beberapa orang berpikir bahwa Kurikulum 2013 tidak efektif. Sistem ini mengharuskan setiap guru untuk memperhatikan secara intens setiap siswanya untuk mendapatkan penilaian yang sesuai. Hal ini sulit terlaksanakan apabila siswa dalam satu kelas terlampau banyak.
Baca juga : Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Lembaga Pendidikan
Media yang kurang memadai pun menjadikan Kurtilas tidak efektif. Asiah Nur Hayat (45), staff Pengajar SDN Bojong menyebutkan bahwa kendala Kurtilas terjadi pada media pembelajaran yang terbatas.