Lihat ke Halaman Asli

Septiani Ayu Piningsih

Saya adalah mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta prodi Bimbingan dan Konseling Islam

Hindari Self Harm dengan Self Love

Diperbarui: 30 Mei 2024   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jika mendengar kasus self harm pasti sudah tidak asing di kalangan remaja jaman sekarang, karena kasus ini banyak dilakukan oleh anak yang masih muda dan mirisnya yang masih duduk di bangku sekolah.

Di Indonesia menurut data dari survei YouGov Omnibus pada Juni tahun 2019 menunjukkan lebih sepertiga setara dengan 36,9% orang Indonesia pernah melukai diri mereka dengan sengaja  dalam kasus self harm, cara ini seharusnya dapat ditangani dengan sigap dan cepat oleh pihak keluarga serta yang berwajib seperti ahli psikolog dan praktisi konselor.

Self harm sendiri adalah suatu tindakan melukai diri sendiri tanpa ada niatan untuk bunuh diri, self harm dapat dialami oleh siapapun dan self harm terjadi karena beberapa faktor.

Berdasarkan kutipan yang diambil self harm menjadi adegan fomo atau trend terlebih hal ini banyak dialami oleh anak yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), mereka melakukan hal tersebut dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang tua. Biasanya hal ini banyak dialami pada anak yang ditinggal pergi jauh atau merantau oleh orang tuanya dan hanya tinggal satu rumah dengan nenek atau kakek.

Orang tua pergi jauh dikarenakan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sang anak akan tetapi anak yang kurang pengawasan dari orang tuanya akan berakibat buruk pada dirinya sendiri, karena anak seumuran tersebut seharusnya masih merasakan cinta dan tulus kasih dari kedua orang tua.

Sebagai orang tua seharusnya bisa lebih peka dan peduli terhadap keseharian anak, mulai dari anak tersebut bangun untuk bersekolah sampai malam hari anak tidur untuk beristirahat. Orang tua yang baik mampu membedakan mana hal yang boleh dan tidak boleh untuk anak, seperti hal nya bermain gadget berlebihan.

Anak yang bermain gadget berlebihan dapat memicu hal negatif dan kasus self harm banyak terjadi serta dipengaruhi oleh gadget. Mereka melihat dari aplikasi tiktok yang mudah diakses dan dihubungkan dengan banyak orang. Kasus self harm yang dilakukan oleh anak SMP adalah menyayat tangan menggunakan benda tajam, hal ini dapat memicu keloid atau bekas sayatan pada tangan anak.

Cara efektif yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada orang tua dengan bentuk sosialisasi yang mana dalam sosialisasi tersebut para orang tua diharapkan dapat mengenal lebih dekat dan merangkul sang anak agar tidak melakukan kembali hal tersebut.

Orang tua memberikan wujud kasih sayang dengan cara self talk yang berwujud word affirmation positif, hal ini bertujuan agar sang anak merasa aman dan nyaman serta dipedulikan oleh orang tua.

Dibalik word affirmation positif juga terdapat self affirmation dimana anak merasa menerima dirinya sendiri dengan cara mengubah mindset negatif  agar dapat menghilangkan kecemasan dalam diri anak serta anak mampu mengontrol dirinya sendiri ketika ditinggal jauh oleh orang tuanya untuk bekerja.  

Terdapat alternatif lain untuk mengatasi self harm seperti self love, tanamkan rasa mencintai pada diri sendiri. Dengan anak mampu mengenali dan mencintai dirinya sendiri kasus self harm akan berkurang, Dengan self love anak dapat meningkatkan level berpikir, level menghargai diri, dan level menjadi manusia yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline