Lihat ke Halaman Asli

Septian Dwi Arianto

Penulis sekadar mampir

Puspa Nirwana

Diperbarui: 7 Agustus 2021   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber darthttps://cdn.pixabay.com/photo/2016/01/20/15/57/vintage-1151776_960_720.jpg

Asmaraku terbit di sela kuntum puspamuTak ku pinta hatiku agar ditakdirkan menjadi kupu-kupu
Hingga tak sadar sayap rapuhku
Terperosok juga dalam dekapan takdir pilu

Angin dengan lancang menebar semerbakmu
Begitu cepat kau termasyhur di lintas ruang temu
Menyanjung kelopakmu yang tersimpul ayu
Membentangkan fatamorgana semu untuk memilikimu

Embun menyadarkanku akan kekerdilan rupa
Betapa berani aku memahatmu yang nirmala
Dalam usangnya prasasti sukma
Kenyataannya, aku hanya tembaga yang berupaya melilit intan permata

Tak akan aku dekatimu saat gegap gempita
Biarku melepasmu atas nama Sang Pesona
Segera nantikan aku dalam doa
Dan memetikmu kelak dalam taman nirwana

Blitar, 

Senin, 2 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline