Lihat ke Halaman Asli

Septian Ananggadipa

TERVERIFIKASI

So let man observed from what he created

Katanya Punya Big Data, Padahal Minyak Goreng Saja Langka?

Diperbarui: 25 Maret 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: kompas.com

Dinamika politik dan ekonomi negara kita akhir-akhir ini menampilkan beberapa momen unik.

Beberapa waktu lalu, klaim pemerintah tentang big data sebagai basis wacana penundaan Pemilu membuat heboh jagat maya.

Meskipun pada akhirnya yah... big data itu tak pernah dibuka.

Lalu seperti kita sama-sama tahu, ada juga fenomena minyak goreng yang bisa-bisanya jadi barang langka atau rare items.

Padahal dari data Kementerian Pertanian tahun 2020, Indonesia ini negara eksportir Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia lho. By the way, CPO itu bahan baku utama minyak goreng sawit yang ada di pasaran domestik kita saat ini.

Lho, jadi apa hubungannya big data dengan minyak goreng?

Mungkin tidak ada korelasi langsung antara big data sebelumnya dengan kelangkaan minyak goreng, karena heboh big data itu dilontarkan lebih kepada konteks politik.

Namun ini juga menjadi ironi melihat bahwa beberapa elit lebih sibuk dengan retorika data politik praktis, sedangkan mengurus ketersediaan dan harga minyak goreng saja yah... masih gini-gini aja.

Di tengah hiruk pikuk minyak goreng, pemerintah berencana merombak kebijakan minyak goreng sawit dari berbasis perdagangan ke perindustrian.

Beberapa hari lalu, bahkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang berujar bahwa akan berusaha melakukan normalisasi harga dengan memanfaatkan teknologi informasi. Lho ada apa ini? hehe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline