Lihat ke Halaman Asli

Septian Ananggadipa

TERVERIFIKASI

So let man observed from what he created

Perjalanan Cinta dari Madina

Diperbarui: 17 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : shutterstock.com

Hidup adalah sebuah perjalanan yang terkadang tidak pernah kita duga, salah satunya adalah perjalanan saya dan istri untuk umrah ke tanah suci. Meskipun kami sering berbincang tentang keinginan untuk menjadi tamu Allah SWT, melihat keindahan kota kelahiran Islam, dan berdoa di Baitullah, sungguh syukur Alhamdulillah kami bisa diberi kesempatan mengunjungi Makkah dan Madina. 

Mengutip salah satu ucapan pak Ustadz pembimbing, mungkin di luar sana banyak orang yang lebih kaya, lebih sehat dan lebih berilmu shalih dibanding kami para jamaah, namun tidak semua digerakkan dan diberikan jalan untuk berkunjung ke rumah-Nya, sungguh Allah SWT Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. Perjalanan ini memberi kami banyak pelajaran tentang kehidupan, keindahan akan cinta Islam, dan kesempatan untuk berdoa tanpa bisa menahan air mata.

Kami berangkat bersama-sama satu rombongan tur travel dari Indonesia, bertemu di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, dan kami mulai mengenal satu sama lain. Sungguh ada benarnya kata pak Ustadz tadi bahwa mungkin banyak orang yang lebih-lebih dari kita, namun kami harus sangat bersyukur karena digerakkan dan ditunjukkan jalan menuju Bait Allah. 

Teman-teman satu rombongan sangat beragam, ada yang supir truk, tukang sayur, tukang bubut, dan ada juga juragan batik, dokter maupun pegawai kantoran tua maupun muda. Mungkin untuk berangkat umrah memang perlu biaya yang tidak sedikit, tapi mengalami perjalanan bersama mereka membuat kami sadar bahwa dengan izin dan kuasa-Nya, apapun bisa terwujud.

sumber: foto pribadi

Nuansa Saudia

Perjalanan kami dimulai saat menginjakkan kaki di pesawat Saudi Arabia Airline (Saudia), jujur ini pengalaman pertama kami naik maskapai negeri Arabia, berasa seperti naik pesawatnya Raja Salman, hehe. Disambut pramugari berjilbab topi bundar, dan pria/pilot orang arab menambah suasana timur tengah. Ternyata setelah dilihat-lihat pramugari-nya sebagian besar orang Indonesia, hehe. Ya mungkin karena pesawat ini memang untuk rute penerbangan umrah jamaah Indonesia ya. Saudia Airlines adalah maskapai penerbangan nasional milik negara Saudi Arabia, jadi fasilitasnya Alhamdulillah sangat nyaman, hampir sama seperti pesawat Garuda. Selain Saudia dan Garuda, perjalanan Umrah juga bisa menggunakan maskapai Etihad, Emirates atau Lion Air, hehe.

Nah yang unik di pesawat Saudia nih makanan nya ala timur tengah, ada nasi Briyani-nya, hehe, semacam nasi kare kuning gitu, masih relatif enak sih, lalu ada kue-kue, jus buah dan puding juga. Selama sekitar 8 jam penerbangan Jakarta-Madina kita dapat 2 sesi makan. Sedangkan di entertainment onboard, pilihannya banyak banget, seperti video-video islami, lantunan pembacaan Al Qur’an oleh ulama-ulama Saudi, tips haji/umrah, hingga movie-movie blockbuster terbaru, serials, kidsshort video, dan musik berbagai genre.

 Sayangnya sih di semua video yang tersedia, subtitle nya bahasa arab, ga bisa diganti, hehe. Fasilitas toiletnya juga cukup bagus dan bersih, tapi ada yang lucu karena di tombol flush kadang sampai ditempelin kertas oleh pramugarinya bertuliskan “Siram tekan disini”, hehe mungkin karena orang Indonesia banyak yang polos-polos jadi habis buang air ga disiram.

Saran saya jangan lupa bawa masker, karena di pesawat sebesar ini sangat banyak orang dan tidak sedikit yang sedang batuk/flu, jadi kita bisa mencegah penularan penyakit dan bisa menutupi mulut kita yang ngowoh saat tidur, hehe. Secara overall, penerbangan dengan Saudia cukup menyenangkan dan membawa nuansa timur tengah selama perjalanan.

sumber: hdimagelib.com

Madina Al-Munawarrah

Sekitar jam setengah 11 malam WAS, Alhamdulillah kami tiba di Prince Mohammad bin Abdulaziz Airport, Madina, lalu langsung menuju imigrasi dan conveyor untuk pengambilan bagasi. Sungguh tidak berhenti mengucap syukur dan haru saat kami menginjakkan kaki di salah satu dari dua kota suci, Madina Al-Munawarrah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline