Lihat ke Halaman Asli

Septian Ananggadipa

TERVERIFIKASI

So let man observed from what he created

Sisi Lain Tragedi Thamrin dan Kedewasaan Indonesia

Diperbarui: 15 Januari 2016   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto : hermansaksono.com"][/caption]

Kaget, takut dan miris.. mungkin itu yang terbesit di pikiran kita melihat tragedi bom di kawasan Thamrin. Bagaimana tidak, di tengah siang yang damai, ledakan bergemuruh di tengah padatnya manusia beraktivitas. Tidak hanya itu, baku tembak pun terjadi bahkan di tengah-tengah kerumunan masyarakat.. perasaan ironis muncul di tengah ketakutan. Dalam sekejap, berbagai gambar dan komentar menyerbu media sosial, chat messaging hingga pemberitaan online. Mulai dari teman-teman sejawat, keluarga, Kapolri, Menkopolhukam, Presiden RI, hingga tukang penjual sate eksis di lalu lintas lini masa. Jika kita jeli, banyak hal yang bisa kita lihat dari sisi lain tragedi Thamrin.. tidak hanya ketakutan, namun juga keberagaman ekspresi dan perubahan kedewasaan negeri ini.

Ledakan itu datang tidak permisi.. di siang hari tiba-tiba sebuah ledakan berdengung, korban berjatuhan. Tentu saja masyarakat kaget dan takut berlarian. Tidak lama, sekumpulan orang sudah berkerumun di pos polisi yang menjadi lokasi ledakan. Hal paling manusiawi yang mendasari keberanian mereka pastilah rasa penasaran, sungguh luar biasa keberanian orang Indonesia. Hingga tidak ada yang menyangka di tengah-tengah kerumuman orang itu teroris ada diantara mereka! tanpa permisi meletupkan pistol yang mereka bawa.

Setelah itu baku tembak mewarnai siang hari yang mencekam, polisi bersenjata pun berdatangan. Tidak lama mundur, di tengah baku tembak terlihat pemandangan yang agak miris. Para polisi yang terlibat baku tembak berlindung di balik mobil dengan jantung yang pasti berdegup kencang, berharap tidak ada proyektil panas yang menembus kulit rapuh mereka… Di sisi yang tak begitu jauh, tampak beberapa polisi lain yang sangat sibuk menahan kerumunan massa yang “asyik” menonton desing peluru..

Efek dari tragedi Thamrin langsung terasa, info dan foto membanjiri chat messaging, seakan berlomba menjadi yang paling update… .Dalam sekejap lini masa media sosial dipenuhi tagar pray-pray-an, entah untuk apa berdoa di sosial media, karena di saat yang hampir bersamaan suara adzan dhuhur berkumandang, dan yang sholat berjamaah bisa dihitung dengan jari… .Online news juga tak mau kalah memberitakan secara masif, bom meledak di beberapa tempat, mall diteror, penampakan pelaku berbaju parlente, bla..bla..bla.. padahal setelah dikonfirmasi itu semua tidak benaar, waduh segila inikah ledakan “social media effect” masyarakat Indonesia?.

Isu pun terus bergulir bak bola sepak, reaksi kreatif bin aneh pun muncul di tengah-tengah masyarakat. Setelah hashtag #prayforjakarta banyak dikritik karena akan mempengaruhi nilai tukar rupiah, maka muncul lah #KamiTidakTakut. Wah hebat ya, setidaknya sudah ada sedikit perkembangan kedewasaan masyarakat. Eits, tapi ternyata tidak hanya itu, kreativitas orang Indonesia yang edan pun berkembang luas dengan munculnya hashtag #KamiNaksir. Lha? Ternyata oh ternyata, sebagian orang tampak jeli memperhatikan pakaian pak polisi yang katanya ganteng dan gagah.

Kostum dan sepatunya pun gak lepas dari mata-mata jeli netizen, pak polisi ganteng diperkirakan memakai pakaian merek Adidas Camo dan Gucci Sneaker. Alhasil berkembanglah reaksi hashtag di Indonesia menjadi #KamiTidakTakut #KamiNaksir #KamiMauPolisiKeren. Yah itulah potret manusia masa kini, ada bom dideketin, ada tembak-tembakan ditonton, ada polisi ganteng ditaksir..hmm…sudah kuduga..

[caption caption="Sumber foto : hermansaksono.com"]

[/caption]

Tidak berhenti di situ, kali ini isu yang agak serius adalah tragedi bom ini merupakan pengalihan isu divestasi Freeport. Banyak orang “menikmati” berspekulasi tanpa dasar menghubung-hubungkan tragedi Thamrin dengan divestasi Freeport. Bisa jadi itu benar, bisa jadi salah, tapi isu-isu tidak akan memberikan solusi. Padahal jika kita mau dan benar-benar peduli, kita bisa mencari informasi yang valid dan obyektif.

Sebagaimana diberitakan oleh CNN bahwa pada Kamis, 14/1, PT Freeport telah menyerahkan harga penawaran divestasi 10,64% saham senilai US$ 1,7 miliar kepada pemerintah. Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan “Kini tugas pemerintah untuk menilai apakah valuasi saham yang ditawarkan bisa diterima atau tidak. Kami harapkan hasil valuasi bisa rampung sesegera mungkin”.

Merujuk pada PP Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba), Freeport wajib melepas sahamnya sebesar 30 persen ke investor nasional karena diklasifikasikan sebagai perusahaan pertambangan bawah tanah (underground mining).Tahun ini, Freeport diwajibkan melepas 10,64 persen sahamnya guna menggenapi 9,36 persen yang telah dipegang oleh pemerintah sehingga menjadi 20 persen. Sementara 10 persen sisanya baru masuk masa penawaran divestasi pada 2020. Nah jika kita lebih peduli mencari informasi tentu akan lebih jelas bukan? lebih baik daripada berspekulasi tanpa arah, hehe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline