TUJUH
Malam itu, aku dan istriku berdua menonton televisi yang berita utamanya adalah kebakaran hebat yang melanda Hotel Micronium. Beruntung tidak ada korban jiwa satu pun karena saat terjadinya kebakaran ternyata semua jajaran pimpinan dan karyawan tidak ada satu pun yang masuk.
Pihak kepolisian yang telah memeriksa keterangan semua orang memberi penjelasan bahwa hanya ada satu orang yang paling bertanggungjawab atas musibah tersebut yakni sang manajer utama Hotel Micronium itu sendiri, Martin Garoni.
"Aku yakin dia masih di Jakarta ini. Tidak mungkin dia kabur."
"Seperti apa orangnya, Kangmas?"
"Orang Italia pada umumnya ganteng, Diajeng."
"Beri aku jawaban spesifik." kata istriku sambil menggeliat manja padaku.
"Menurutku dia mirip Toldo."
"Otakmu penuh bola." Istriku mengecup pipiku. "Seganteng Toldo. Baik kalau begitu. Seandainya dia memang masih berada di Jakarta, kira-kira di mana tempatnya bersembunyi?"
"Pertanyaan bagus." Aku teringat Martin Garoni pernah memberikan kartu nama dan juga kartu diskon Hotel Micronium kepadaku yang masih kusimpan di dompet. "Ambilkan dompetku di kamar, Diajeng."