Jawa Tengah adalah suatu provinsi yang berada di pulau Jawa, daerah ini adalah salah satu pesona Indonesia yang diberikan oleh sang pencipta sebagai daya tarik para wisatawan. Provinsi ini memiliki banyak tempat-tempat bersejarah yang mempunyai bentuk dan karakter bangunan yang unik, serta memiliki berbagai macam keanekaragaman budaya sebagai icon wisata yang mewakili daerah tersebut.
Kebetulan sekali saya mendapatkan tugas dari kampus untuk pergi ke kota Semarang dan sekitarnya. Tugas saya kali ini adalah mengambil gambar tentang Human Interest yang berarti gambar dengan memiliki banyak arti dan mempunyai nilai kehidupan. Tentu saja kesempatan ini saya tidak sia-siakan dan akan mengexplore lebih dalam tentang daerah ini secara langsung.
Destinasi pertama yang akan saya kunjungi adalah Masjid Agung Jawa Tengah . Tempat beribadah untuk kaum muslim ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan rampung 5 tahun kemudian. Bangunan ini memiliki desain arsitektur yang unik dan megah dengan pilar-pilar yang kokoh berada di depan melukiskan keindahan bangunan tersebut membuat rasa lelah saya setelah perjalanan saya dar Jakarta terasa hilang begitu saja.
Keistimewaan masjid ini salah satunya terdapat Menara Asma yang memiliki tinggi 99 meter dipuncaknya. Tidak hanya itu, di dalam area masjid juga terdapat banyak fasilitas seperti 6 payung raksasa otomatis yang dapat digunakan di hari-hari besar islam, memiliki Al Quran raksasa yang memiliki dimensi 145 x 99 cm2 dan Bedug raksasa yang memiliki panjang 310 cm yang terbuat dari kulit lembu Australia.
Sudah cukup memandangi keindahan bangunan Masjid Agung Jawa Tengah, sudah saatnya saya melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Tempat kedua adalah Stasiun Ambarawa yang sekarang sudah dialihfungsikan sebagai museum yang memiliki nilai sejarah yang panjang. Kali ini saya akan melakukan reviewsingkat tentang sejarah tempat ini.
Didirikan pada tahun 1873 oleh kerajaan Willem 1 yang difungsikan untuk transportasi para tentaranya menuju Semarang pada zamannya. Setelah itu ketika Indonesia telah merdeka dan mengambil alih tempat itu maka pemerintah Indonesia menutupnya dan dialihfungsikan menjadi suatu museum milik Indonesia hingga sekarang.
Di Masjid Agung Jawa Tengah saya kesulitan untuk menemukan objek Human Interestkarena disana dilarang melakukan aktifitas jual membeli. Akan tetapi tidak untuk tempat kedua ini, diluar stasiun saya menemukan beberapa objek dan momen yang berkaitan dengan Human Interest karena banyak pedagang dan pengamen yang berkeliaran diluar stasiun karena memang lokasi tempat tersebut berdekatan dengan pasar tradisional.
Kembali membahas Stasiun Ambarawa, kesan pertama ketika melihat tempat ini serasa back to before freedom.Saya merasakan gaya arsitektur yang eropa banget dengan aroma yang vintage karena uap dari lokomotif kereta api uap tersebut, dan tidak lupa tempat gudang yang berisikan batubara sebagai bahan bakar kereta tersebut. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk mengambil beberapa gambar dengan efek black and white agar mempertegas karakter lawas dari stasiun tersebut.
Dan saya merasa beruntung lagi karena mendapatkan giliran pertama untuk merasakan secara langsungrasanya naik kereta api uap yang benar-benar “berjalan” dengan wisatawan lainnya. Suara siulan uap dari lokomotif tua tersebut terus menemani perjalanan singkat kami mengelilingi sebagian kecil Ambarawa. Dengan pemandangan yang indah di pedesaan dengan sawah yang hijau beserta gunung yang sedikit terhalang oleh kabut, membuat saya makin terhanyut karena ketenangan dan merasa jauh dari kota.
Perjalanan singkat tersebut pun usai, kami telah tiba di stasiun kembali. Rasa ingin naik dan menikmati ketenangan tersebut “lagi” pun sangat kuat, akan tetapi waktu memojokan saya untuk pergi ke destinasi selanjutnya. Yap!!! This is my last destination for today, Candi Gedong Songo I’m coming….Rasa lelah bercampur penasaran pun datang. Karena tempat selanjutnya juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan tempat tersebut terkenal lumayan dingin suhunya.
1 jam kurang lebih saya menunggu perjalanan dari Stasiun Ambarawa ke Candi Gedong Songo, akhirnya bus yang saya tumpangi pun tiba diparkiran . Tapi bukan berarti saya sudah sampai, karena saya baru sampai parkiran busnya dan harus dilanjutkan dengan kendaraan umum yang lebih kecil untuk naik ke atas. Di dalam angkutan umum tersebut, adrenalin saya dipacu karena jalanan menuju Candi Gedong tersebut berkelok-kelok yang disisi jalannya terdapat jurang.