Remaja adalah fase peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Biasanya orang umum menyebutnya dengan istilah Anak Baru Gede (ABG). Masa ini adalah masa pubertas yang ditandai dengan perubahan fisik yang signifikan. Biasanya usia ini anak yang tadinya kecil dalam waktu singkat menjadi besar, anak bertambah tinggi dan besar. Perubahan fisik ini juga dibarengi dengan perubahan tingkat laku dan sikap serta kecenderungan dalam berfikir. Anak yang memasuki masa remaja ini memiliki energi yang besar dan meletup-letup. Banyak ide yang cemerlang dalam benak mereka, tetapi terkadang tidak diimbangi dengan kematangan jiwanya.
Remaja adalah bakal penerus yang akan melanjutkan kehidupan ditengah masyarakat. Remaja jugalah satu-satunya sasaran kaderisasi dalam upaya meneruskan perjuangan para orang tua. Tetapi melihat kondisi remaja akhir-akhir ini mengundang keprihatinan, bagaimana tidak kenyataan dimasyarakat organisasi-organisasi yang digerakan oleh remaja sepertinya sudah mulai menghilang gaung dan semangatnya. Apa yang saya ungkapkan ini bukan isapan jempol saja, berdasarkan pengamatan saya di beberapa wilayah sekitar tempat saya tinggal organisasi yang digerakan oleh remaja atau biasanya pemuda tidak terdengar pergerakannya. Padahal kehadiran mereka dalam kegiatan masyarakat sangat dibutuhkan.
Pembentukan pribadi remaja sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan. Khusus pada usia remaja yang menurut ahli batas usia remaja biasanya 13 hingga 20an tahun, lingkungan adalah sumber ilmu pertama yang diperolehnya, hal ini disebabkan remaja biasanya sangat haus eksistensi, pengakuan, dan jati diri. Pada proses perkembangannya remaja biasanya mulai berangsur menjauh dari pengawasan keluarga, mereka cenderung lebih enjoy berada di tengah masyarakat, semisal bersama teman dan sahabatnya. Nah melihat hal ini tentu diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua, lembaga pendidikan (sekolah) serta lingkungan (masyarakat) dalam mendampingi remaja melewati fase usianya. Keluarga memiliki peran utama dalam mendidik anggota keluarganya. kewajiban mendidik anak berada ditangan orang tua. Pendekatan yang paling tepat menurut saya dalam mendampingi anak yang memasuki fase remaja adalah dengan berperan sebagai teman dan sahabat. Biasanya anak dalam fase ini mengalami gejolak yang hebat dalam jiwa dan pikirannya, sehingga kecenderungan pengaruh luar terhadap perkembagannya sangat besar. Bisa jadi jika lingkungan pergaulan remaja tidak diawasi akan berbahaya. Apalagi pada era teknologi sekarang ini.
Lihat saja beberapa berita yang menghebohkan dijagad maya, foto-foto kelakuan remaja jaman sekarang sungguh menyedihkan. Mereka dengan berani mengumbar perilaku diluar nalar dan pikiran orang sehat, merokok berasama-sama, mengumbar foto mesra yang tidak pantas, foto melakukan tindak kekerasan, foto berbau porno, foto melecehkan dan masih banyak lagi. Parahnya lagi mereka yang melakukan itu seolah-olah tidak memiliki rasa menyesal dan malu, bahkan sebaliknya mereka cenderung bangga karena merasa eksis dan diakui. Pengalaman saya dulu memang saat usia-usia ini pengakuan dari lingkungan sangat berefek pada tingkat kepercayaan diri seseorang, semakin diakui semakin merasa hebatlah ia. Hanya saja kecenderungan remaja jaman sekarang lebih banyak ke arah negatif. Lingkungan yang seharusnya ikut berperan justru menyediakan kemudahan remaja mengakses hal-hal yang berbau negatif. Sangat sedikit keberadaan lingkungan masyarakat umum yang mengkondisikan remaja dalam nuansa positif dan mendidik.
Anak-anak dan remaja sangat mudah mencontoh, baik dari segi sikap, pemikiran dan tingkah laku. Untuk itu perlu sekali teladan yang baik dalam upaya mendidik mereka. Salah satu upaya mendukung remaja dalam berproses untuk mencari jati diri dan memaksimalkan potensi mereka adalah dengan menciptakan lingkungan yang baik, lingkungan yang kondusif dalam pembinaan remaja. Lingkungan yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka akan eksistensi secara positif.
Seperti pada moment menyambut ramadhan ini, moment pas untuk menggerakan remaja untuk ikut berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Tidak usah bersusah payah dan bekerja keras untuk menggerakan mereka, cukup dengan memberi contoh dan teladan baik untuk mereka. Merangkul remaja dengan cara melibatkan mereka dalam seluruh kegiatan masyarkat. Beri mereka tanggungjawab dan amanah, supaya mereka mau belajar. Beri mereka kepercayaan untuk bisa menyelesaikan tugas dan kewajibannya, arahkan mereka jika mereka kehilangan tujuan, ingatkan mereka dengan cara baik saat mereka melenceng dari norma kebaikan. Remaja adalah generasi selanjutnya yang memegang estafet keberlangsungan tatanan sosial dalam masyarakat. Ditangan mereka terdapat tanggungjawab selanjutnya.
Oleh sebabnya teladan dari orang tua sangat dibutuhkan, orang tua yang sadar bahwa waktu terus berputar dan nisycya mereka akan menua. Tongkat estafet kehidupan harus dilanjutkan kegenerasi selanjutnya, sehingga upaya membuka pikiran untuk menerima generasi muda memasuki fase belajar berorganisasi seharusnya diterima. Bukan justru sebaliknya menghalangi atau membatasi pergerakan remaja untuk eksis dan belajar dari lingkungan positif. Remaja perlu bimbingan, remaja perlu dukungan, remaja perlu fasilitas dan remaja perlu keteladanan.
Harapannya remaja kita menjadi generasi yang siap melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, perjuangan positif dalam mempertahankan tatanan sosial yang beradab. Masyarakat yang menjunjung nilai-nilai susila, saling menghargai dan saling menghormati. Sehingga saat waktu tiba dan menua generasi sebelumnya tidak kelimpungan dan kebingungan mencari kader muda untuk bergerak dan memimpin generasi dibawahnya.
Remaja adalah aset besar..
Mari gerakan mereka, mari beri teladan untuk mereka, beri ruang seluas-luasnya untuk hal positif, dukung mereka untuk bergerak dan memajukan dunia.
**cerita malam dari orang tersayang saat berjuang menggerakan remaja dan menemukan banyak tantangan perubahan.