Lihat ke Halaman Asli

SEPTIA HIDAYATIN

septia hidayatin

Perjalanan di Semester Dua Saya

Diperbarui: 3 Juni 2022   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haiii teman-teman!!!

Untuk kali ini saya akan menulis tentang perjalanan susah, senang, bahkan sedih saya di semester dua ini dalam mata kuliah kewarganegaraan. Di semester dua kali ini saya merasakan beban sangat bertambah dibandingkan di semester sebelumnya. Tugas-tugas sudah mulai banyak dan tugas-tugasnya pun beraneka ragam. Di mulai dari tugas biasa hingga tugas wawancara, pokonya tugasnya semakin naik level wkwkwk. Sedikit kaget tapi gapapa dibuat enjoy ajaa.

Mata kuliah kewarganegaraan sangat asik menurut saya, karena apa? Di mata kuliah ini dosen saya jarang sekali mengajar. Jadi, mahasiswa sendiri yang harus belajar langsung dan terjun ke lapangan sebagai tugas wawancara. Akan tetapi, dengan adanya tugas dari dosen saya, saya lebih mengetahui banyak hal yang sebelumnya saya belum ketahui. Mulai dari belajar beda agama, bertoleransi antaragama, mengenal lebih dekat dengan agama lain, mengenal teman lebih dekat, mengenal kehidupan orang sekitar, dan banyak hal yang dapat saya dapat dari tugas ini.

Pada tugas yang pertama masih termasuk ringan lah yaa, kita disuruh mengenal lebih dengan satu teman kita dari sekelas. Untungnya kita boleh disuruh bebas memilih teman pasangan yang mau dikenal lebih. Saya berpasangan dengan teman saya yang bernama zulfa. Dari yang awalnya saya hanya sebatas kenal Zulfa nama, sekarang saya lebih mengenal Zulfa lebih akrab lagi. Sebenarnya saya dan Zulfa itu sudah saling tau dari dulu bahkan kita satu sekolah saat MTS, tapi belum terlalu akrab saja karena kita memang jarang sekali mengobrol dan ketemu pun juga jarang. Di tugas artikel pertama saya itu saya menceritakan tentang Zulfa. Jika kalian penasaran boleh dong mampir membacanya hehe.

Pada tugas yang kedua dan tugas ketiga, saya disuruh meceritakan tentang ibu dan ayah saya. Seseorang yang berarti dan penting di hidup saya. Jujur saat saya menulis atau menceritakan tentang orangtua itu salah satu hal kelemahan saya. Mengingat bagaimana saya hidup dengan mereka, jasa-jasa mereka, kasih sayang mereka, bahkan pengorbanan mereka untuk saya. Saya sedikit sedih bahakan sampai menangis sedikit sih saat menulis artikel tersebut. Karena saya paling lemah kalau menyangkut tentang kedua orangtua saya.

Tugas selanjutnya ini yang sedikit naik levelnya. Kita disuruh wawancara. Dari wawancara tentang perbedaan agama yang diharuskan datang ke tempat ibadah mereka, wawancara tentang KPU, wawancara tentang kehidupan orang miskin, dan kita disuruh sowan atau mengunjungi ustadz atau ustadzah kita yang menurut kita sangat berjasa, serta kita disuruh untuk menulis tentang lika liku yang kita rasakan di mata kuliah kewarganegaraan semester dua ini. Sungguh sangat mengasyikkan sekali tugas-tugasnya bukan? Tapi memang benar asyik kok kalau kita mengerjakan dengan adanya niat belajar dan berjalan-jalan sambil mencari ilmu lebih santai saja rasanya. Tapi ya walaupun awalnya merasa sedikit mengeluh tapi akhirnya lancar-lancar juga.

Bahkan saat saya berkunjung ke gereja dekat rumah saya itu, saya jadi lebih tau bagaimana keadaan di gereja itu, bagaimana cerita-cerita di gereja itu, bagaimana kegiatan orang Kristen itu di gereja itu, karena memang saya belum pernah sama sekali masuk atau bahkan mengulik-ulik langsung tentang gereja dan agama Kristen di sekitar saya. Yang awalnya hanya sekedar tahu saja sekarang wawasan saya lebih bertambah karena saya bisa terjun dan mengobrol langsung dengan mereka yang nonmuslim. Bahkan ada yang lebih menantang dari itu, kita disuruh mewawancarai tentang KPU atau Bawaslu. Kita disuruh mengulik-ulik dan mencari wawasan yang belum pernah saya tahu awalnya. Hingga saya yang akhirnya lebih tahu karena adanya tugas ini yang disuruh untuk terjun langsung ke tempat tersebut sehingga wawasan saya yang mulai bertambah. Sungguh menantang sekali yaa bagi saya seorang yang kurang berani untuk mengobrol dengan orang disini diharuskan untuk melatih mental.

Selain itu, saya juga ditugaskan untuk mewawancarai tentang kehidupan orang yang kurang mampu di sekitar. Mengulik-ulik tentang kehidupan mereka seperti apa, dan apapun yang ingin kita ketahui. Ada juga kita ditugaskan untuk bersowan atau mengunjungi ustadz atau ustadzah kita yang dulunya mengajari kita. Meceritakan tentang beliau yang sudah berjasa mengajari kita. Namun, tugas tersebut mengingatkanku pada beliau sebelum almarhumah. Yaa, beliau sudah meninggal dunia kurang lebih 2 tahun yang lalu. Beliau dinyatakan covid di rumah sakit padahal aslinya beliau memiliki gangguan di paru-parunya. Sangat sedih sekali jika mengingat tentang pengalaman saya belajar dengan beliau. Terlalu banyak hal yang susah untuk dilupakan karena memang begitu terkesannya saya saat bersama beliau. Dan cukup lama juga saya dan teman-teman saya yang sebaya dengan saya belajar dengan beliau. Meskipun begitu, saya tetap menulis artikel tentang beliau kok. Menceritakan bagaimana saja pengalamanku saat belajar dengan beliau dulunya.

Dan dengan ini, tugas akhir dari artikel saya, saya diharuskan menulis tentang perjalanan apa saja yang telah kita lalui pada semester dua di mata kuliah kewarganegaraan ini. Sangat berlika liku sekali kan tugas-tugasnya hehe. Tapi gapapa saya sangat senang sekali dan bersyukur karena dengan ini semua ilmu atau wawasan saya lebih dipertambah. Dari yang dulunya sekedar tau sekarang menjadi lebih tau. Mata kuliah yang di bimbing oleh dosen saya yang bernama Bapak Edi ini sungguh sangat-sangat berkesan menurut saya krena tidak ada yang lain lagi seperti beliau. Kuliah dengan kemauan mahasiswa sendiri seperti apa. Bahakan mengenai UAS pun beliau bertanya kepada mahasiswanya. Ini memang dosen yang sangat-sangat langka sekali. 1 dari 1000 persen dosen yang seperti ini. Terima Kasih untuk Bapak Edi yang telah membimbing kami dari semester satu hingga semester dua ini. Semoga di lain waktu bisa bertemu dan mengobrol dengan Bapak Edi yaa.

Terima Kasih banyak untuk semuanya!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline