Lihat ke Halaman Asli

Media dan Kekuasaan

Diperbarui: 10 April 2016   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam perkembangan demokrasi saat ini media dapat dimaknai sebagai penengah atau penghubung  antara pemerintah dan masyarakat yang memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai kebijakan pemerintah, perkembangan masyarakat dan segala informasi lain yang ada di daerah dan berbagai belahan benua. 

Media merupakan lembaga independen yang memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi menghibur dan kontrol sosial. Pembahasan soal media selalu berkaitan dengan massa atau orang banyak, selain itu media juga berpengaruh terhadap semua sisi kehidupan manusia. Dalam dunia politik, media memiliki peran yang sangat besar, karena kedudukan media dapat menjadi ukuran bagi sistem politik.

Di Indonesia yang menganut sistem demokrasi, memberikan kekebabasan kepada setiap individu atau kelompok untuk terlibat didalam proses demokrasi. Dalam proses politik, setiap individu atau kelompok saling berlomba-lomba untuk memiliki kekuasaan dengan berbagai upaya yang dilakukan.  Upaya-upaya yang dilakukan seperti menghimpun massa atau melakukan kampanye agar individu atau kelompok, diakui dan didukung oleh masyarakat, karena dalam system demokrasi, dukungan masyarakat merupakan faktor penting.

Di Indonesia saat ini, untuk mendapat simpati atau dukungan massa secara luas, individu atau kelompok partai politik di Indonesia telah menggunakan media massa seperti televisi, surat kabar, dan radio. Partai politik memahami bahwa media massa memiliki pengaruh yang sangat besar bagi khalayak luas, selain itu media massa dapat menjangkau massa secara luas dalam waktu yang singkat.  

Teknik partai politik yang menggunakan media massa ini, makin didukung dengan masuknya pemilik-pemilik media di dalam partai  politik. Seperti pemiliki MNC Group Hari Tanu, yang masuk dalam partai Perindo dan menjadi ketua umum partai. Selain itu ada Surya Palo sebagai pemilik Metro Tv dan pimpinan partai Nasional Demokrasi dan Abu Rizal Bakrie sebagai pemilik TV One yang berperan penting di dalam partai besar Golongan Karya.

Kepemilikan individu atau kelompok media yang masuk di dalam  partai ini, membuat partai politik dapat dengan mudah menguasai media. Kekuasaan pada media, berdampak pada konten atau isi dari media tersebut. Seperti ketika pesta demokrasi dilakukan media-media tersebut cenderung menayangkan kegiatan-kegiatan partainya. Seperti MNC Group baik itu Televisi, radio dan, surat kebar cenderung menampilkan sosok pemilik media yang terlibat di dalam aktivitas partainya, bahkan hal tersebut masih berlangsung terus menerus sampai saat ini. 

Selain itu konten berita yang dikeluarkan tidak bersifat netral tetapi menjatuhkan partai lawan degan penggunaan kata-kata atau pesan yang memihak pada medianya. Media massa yang seharunya independen atau berdiri sendiri dan bersifat netral mulai berbalik memihak partai pemilik media.

Hal ini menunjukan bahwa, fungsi media sebagai kontrol sosial di dalam masyarakat, tidak dijalankan dengan baik. Fungsi kontrol sosial oleh media ini, seharusnya diutamakan karena peran media untuk mendukung demokrasi salah satunya ketika media mampu melakukan kontrol terhadap berbagai hal yang terjadi saat ini. 

Kekuasaan seseorang di media massa makin besar ketika, terjadi konvergensi atau penggabungan berbagai jenis media digital ke dalam suatu media tunggal seperti media cetak, radio, dan televisi. Hal ini dapat kita lihat dari salah satu media besar seperti MNC group yang melakukan konvergensi dimana mereka memiliki koran seputar Indonesia (sindo), radio sindo, program berita seputar Indonesia di RCTI, dan berita yang ditayangkan di televisi, radio dan radio, memiliki konten atau isi yang sama dan didalam media-media tersebut, terdapat konten politik yang berkaitan dengan partai politik pemilik MNC group.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline