Hari itu pagi cerah tak sedikitpun tercermin akan turunnya hujan, aku putuskan untuk berjalan jalan ketempat baru di wilayah semarang bersama pacar. Kala sampai dirumah dya pun sudah siap untuk keluar bersama, tetapi aku putuskan tuk rehat sejenak karena jarak dari kos ke rumah pacarku kurang lebih menghabiskan waktu 30 menit, ya lumayanlah belum lagi lampu merah di Semarang cukup lumayan tuk menyita waktu dan jarak yang jauh.
Aku putuskan minta segelas kopi tuk membuat lebih segar pandangan, dan tubuh biasa sebagai doping saat mulai terasa malas dan ngantuk.
Dibuatnya segelas kopi oleh pacarku, alhasil aku menikmati kopi buatan pacarku sendiri sambil santai dirumahnya, sambil ngobrol kecil rencana mau kemana hari ini. Kita putuskan untuk ke salah satu tempat wisata yang cukup terkenal tuk wilayah semarang dan pukul 10 kita keluar langsung menuju tempat tujuan. Oya tujuan kita saat itu wilayah gedong songo, sesampai disana kita langsung cari tempat makan terlebih dahulu karena memang waktu saat itu sudah lumayan siang jug, kita cari warung eh ketemu dengan warung kecil di pojok, warung sate kelinci ini saja kataku, belum pernah kan makan sate kelinci? tanyaku.
Belum, katanya. Kita putuskan tuk makan disana berdua walau memang kita berangkat sebenarnya berempat bersama kawan pacarku, ya tentu mereka sibuk sendiri dengan jalan jalan bersama karena mereka juga sama pacarannya.
Kita makan disana, sampai 30 menitan, dan akhirnya kita putuskan untuk jalan jalan menikmati udara dataran tinggi yang diwaktu siang pun masih lumayan segar untuk di hirup dari pada wilayah kota terutama wilayah kosan yang sudah terlalu banyak lalu lalang kendaraan lewat. Kita jalan kesana kemari, sampai di suatu tempat kita putuskan tuk coba permainan permainan disana, entah itu apa namanya yang jelas itu permainan out bound diantaranya flying fox, jaring laba laba, dll. Aku sendiri lumayan suka juga dengan permainan seperti itu sampai pada saat melewati jaring laba laba kita putuskan untuk jalan bersama saling menguatkan.
Dan kita saling berpegangan wuih romantis gitu ceritanya berpegangan tangan, dan aku sendiri menjaganya dari belakang. Saat ditengah lumayan juga medannya, goyangan tali yang semakin terasa buat semua jadi tidak seimbang lagi dan terus bergoyang sampai akhirnya serasa sudah tidak tahan juga. Ditengah tengah malah sepatu yang tadinya aku pegang karena mempersulit jalan aku lempar jauh entah kemana supaya bisa pegang pacarku tuk buat dya tetap berdiri di tambang yang kami lewati. Dya sudah merasa tidak tahan dan takut akhirnya aku minta semua barang barang yang ia bawa, tas, sepatu, jaket aku lempar semuanya agar dapat fokus.
Dya tetap saja merasa kesulitan sampai akhirnya ada satu orang penjaga yang terlihat mau mendekat tuk membantu tapi aku sendiri tidak pernah berhenti memegang dan menariknya agar tetap berdiri di atas tambang, walau kami menggunakan pelindung tapi jangan gila donk tu tinggi banget kalau jatuh ya lumayan, namanya pelindung ya ada batasnya dan belum tentu bisa menyelamatkan.
Takut juga c saat itu tapi sejujurnya seru bagiku tuk bermain outbund dan memacu adrenalin walau memang tak sepenuhnya pemberani tapi jangan gila ach pikirku, masa mau tinggalin pacarku yang ingin coba, penasaran, akhirnya terus mendampinginya. Kita pun sampai pada ujung tambang dan ternyata pacarku sudah lemas semua, takut ia bilang, aku coba tantang ayo coba lagi kan seru karena pas ditengah tengah memang ia sudah terlihat sudah tak tahan dan saat itu memang aku suport terus dan memegangnya sambil terus memberi semangat, walau rasanya diriku snediri entah masih bisa melewatinya atau tidak.
Selepas melewati tambang jaring laba laba, kami bermain flying fox dan ternyata ia lebih suka bermain flying fox daripada permainan pertama tadi. Hmmmm, aku hanya tersenyum karena memang mau bilang apalagi. Kami seharian disana sampai saat itu sudah pukul 4 sore kami putuskan pulang dan kami pun pulang berdua karena kawan dari pacarku sudah pulang terlebih dahulu.
Selama perjalanan kami ngobrol, maklumlah saya sendiri dari luar kota bukan semarang dan akhirnya asyik ngobrol di jalan dan kami entah sampai mana yang jelas kami tidak mengenali jalan pulang, tanya kesana kemari sampai ketemu jalan pulang. Saat itu sampai di daerang ungaran kami mulai mengerti arah jalan pulang kerumah saat itu, mau putuskan pulang ke kos malah dah terlalu sore, eh belum sampai dirumah pacarku malah ngajak mampir nongkrong dulu di wilayah ngaliyan, wuih bahaya dach ini namanya nambah extra, seneng c seneng tapi saat terlalu capek siapa juga yang enak tapi biasalah namanya co, iya in aja.
Nongkrong disana sampai jam 7 malam dan aku antar pulang kerumah, sampai dirumah pacar eh malah hujan. Tarik nafas dach semuanya nunggu hujan sambil rehat di rumah pacar itu asyik tapi kalau sampe malam juga ga enk ma ortunya dan tetangga.