Lampu menerangi bangku taman
Yang biasa tempat kulalui, dan kau selalu duduk dibangku
Aku menyebutnya Gadis Taman, dia selalu menggenggam sebuah bunga
Disitu dirimu selalu duduk dan menungguku
Duduk diam tanpa obrolan
Entah mengapa aku selalu hafal gerak gerik itu
Terasa angin malam membelai dirinya dari bangku yang diduduki
Kau nampak mulai menatap langit dan membiarkan tubuhmu dingin
Dingin pucat seperti mayat
Sembari memegang bunga itu nampaknya memang kau menunggu akan keajaiban di malam itu