Lihat ke Halaman Asli

Rahasia Kecil untuk Sebuah Alasan

Diperbarui: 21 November 2018   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Lagi-lagi hari ini aku harus menemaninya kepesta pernikahan sahabatnya. Aku mengeluh pelan membaca Whatsapp dari Pak Bob, Direktur di mana tempat aku bekerja sekarang. Terbayang wajah Pak Bob di pelupuk mataku. Sudah empat bulan aku bekerja dengannya, dering tanda pesan masuk membuyarkan lamunanku. Aku membacanya. Dari Pak Bob, siapa lagi yang rajin mengirim pesan kepada ku selain bosku yang over posesif ini.

(baca juga : Office Romance)

Tanpa ku sadari aku menarik nafas panjang. Rasanya ribet sekali terlibat dengan lelaki yang kita sendiri tidak tahu apa maunya.

Untungnya di sini semua karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Jadi tidak ada yang sempat bergosip atau segala macam, tidak ada juga yang memperhatikan aktifitasku.

Aku mengambil tas-ku. Beranjak meninggalkan kantor.

Aku tiba di parkiran Mall yang terletak tidak jauh dari kantor. Untunglah masih ada tempat kosong untuk mobil mungilku ini. Ah, sebenarnya ini bukan mobilku, ini mobil perusahaan, sebagai sekretaris aku diberikan fasilitas kendaraaan.

Terkadang ada rasa janggal juga di hati, apa memang benar, sekretaris mendapatkan fasilitas yang kupunyai sekarang?

Akhirnya tiba juga aku di cafe tempat aku dan Pak Bob janjian untuk ketemu. Dari jauh kulihat sosoknya yang menawan, perlahan mulai menghampiriku.

"Sudah makan Put?" tanya Pak Bob begitu dia duduk di kursi kosong di depanku, matanya tak beranjak dari layar ipadnya

Sengaja pertanyaannya tidak kujawab. Pak Bob mengangkat wajah. Memandangku sambil mengernyit dahi.

"Makan hati," jawabku pedas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline