Lihat ke Halaman Asli

Wiwi Sepriani

Mahasiswa

Wujudkan Net Zero Emission Bersama Petani Lahan Sawah

Diperbarui: 14 Oktober 2021   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kegiatan pertanian menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global saat ini. Usaha tani tidak hanya dilakukan di lahan tegal, kebun atau ladang melainkan sebagian besar petani Indonesia berkecimpung di lahan sawah.

Kenapa harus petani lahan sawah?

Petani lahan sawah menjadi pemeran utama dalam penyediaan kebutuhan pangan terutama beras. Tidak hanya berperan dalam membantu pemenuhan kebutuhan pangan, petani lahan sawan berperan penting dalam menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari sektor pertaniaan. 

Seperti yang kita ketahui bahwa lahan sawah yang ditanami tanaman padi biasanya harus digenangi oleh air. Pengenangan air lahan sawah akan meningkatkan emisi. 

Petani konvesional masih menerapkan sistem budidaya secara tradisional sehingga belum memperhatikan bahwa lahan sawah berkonstribusi menghasilkan emisi yang berdampak negatif. Peran petani dalam mengatur ketersedian air dalam budidaya padi dilahan sawah sangat penting.

Saya sebagai anak petani sekaligus mahasiswa pertanian tentunya harus prihatin dengan kondisi sekarang, dimana perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dapat mempengaruhi hasil produksi para petani. 

Oleh karena itu edukasi dan praktek langsung terkait mitigasi emisi gas rumah kaca kepada petani lahan sawah menjadi kursial, supaya dalam usaha tani yang dijalan tidak hanya dilakukan untuk memperoleh hasil yang berlimpah dengan tidak memperhatikan keadaan lingkangan, melainkan menjadi petani yang berkonstribusi mewujudkan program net zero emission selambatnya tahun 2060 melalui mitigasi emisi gas rumah kaca dengan pengaturan air sawah.

Apa itu emisi lahan sawah?

Emisi lahan sawah merupakan emisi yang berasal dari kegiatan pertanian yang dilakukan disawah seperti pengenangan sawah yang berlebih, pemberian pupuk kimia, pembakaran jerami, teknik budidaya yang tidak sesuai dan pemberian pupuk organik yang belum terdekomposis dengan matang. Gas rumah kaca yang dihasilan dari kegiatan lahan sawah adalah CH4, CO2 dan N2O.

Menurut Suprianri (2017) pada lahan sawan, gas metana dihasilan dari pembusukan bahan organic yang terdapat pada lahan yang tergenang. 

Bahan organik tersebut bersumber dair eksubat akar dan sisa tanaman padi yang menjadi substrat bagi bakteri metanogenik. Metana yang dihasilkan oleh bakteri kemudian disalurkan melalui pembuluh aerenkim tanaman padi untuk dilepaskan di astmosfer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline