Lihat ke Halaman Asli

Sepis Jandung

Mahasiswa Aktif

Manusia Problematik Menurut Gabriel Marcel

Diperbarui: 28 April 2023   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Gabriel Marcel secara luas dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam gerakan eksistensialis Prancis, bersama para pemikir atau filsuf eksistensialis lainnya. Namun, ia memiliki pandangan yang berbeda dari beberapa filsuf yang cenderung melihat eksistensi manusia sebagai nihilistik atau absurd. Sebaliknya, Marcel menekankan pentingnya hubungan manusia dengan dunia, dan memandang keberadaan manusia sebagai sebuah misteri yang lebih dalam.

Biografi Gabriel Marcel[1]

 

Gabriel Marcel lahir di Paris tahun 1889. Ibunya dari keluarga Yahudi dan ayahnya dibaptis dalam Gereja Katolik. Ibunya meninggal ketika Gabriel Marcel berumur empat tahun. Ayahnya menikah lagi dengan adik istrinya yang beragama Protestan dan memiliki sikap etis yang cukup ketat. Kematian ibunya sewaktu masih begitu kecil memiliki makna eksistensial baginya. Apakah yang terjadi dengan orang mati? Pertanyaan ini sudah sejak kecil menghantui pikiran Marcel.

 

Marcel belajar di Licee Carnot, di tempat ini ia menjadi tertarik dengan Filsafat. Ia kemudian melanjutkan studi filsafat di Universitas Sorborne dan memperoleh agregation de philosophie pada usia 20 tahun. Marcel juga mengikuti kuliah-kuliah Bergson di College de France. Ia juga pernah mengajar di Licee, di Vendome, Paris dan Sens. Pada waktu perang dunia I, ia bekerja untuk palang merah dalam bidang pencarian orang yang hilang. Relasinya dengan begitu banyak orang tua yang mencari anak mereka dan begitu banyak istri yang mencari suami mereka telah mengkonfrontasikannya secara tidak terlupakan dengan kenyataan bahwa manusia konkret tidak pernah dapat disamakan dengan data yang terdapat dalam arsip atau surat resmi lainnya.

 

Tahun 1919, Marcel menikah dengan Jacqueline Boegner yang beragama protestan. Menurut kesaksian Marcel, pernikahan ini selalu sangat bahagia. Setelah ia berhenti mengajar di Sens tahun 1922, keluarganya menetap di Paris dan bekerja untuk penerbitan bukunya dan sebagai kritikus sastra. Setelah pencarian yang begitu lama di bidang rohani, Marcel memutuskan masuk Gereja Katolik di umurnya yang ke 39 tahun[2].

 

Bentuk karya-karya filosofis Marcel sesuai dengan isi pemikirannya, selalu menolak setiap sistematisasi dalam filsafat. Sebagaimana dikatakan diawal, Marcel dianggap sebagai salah satu pencetus eksistensialisme dan berkontribusi pada pengembangan pemikiran eksistensialisme sebagai sebuah gerakan filsafat. Karya-karya penting Marcel adalah Being and Having, The Mystery of Being dan The Existential Background of Human Dignity, The Broken World, The Mystery of the Holy Innocents dan Problematik Man.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline