Lihat ke Halaman Asli

Sepi Go

Mahasiswa

Gudang Rudal dan Depleted Uranium Dihancurkan Rusia, Ukraina Terancam Tidak Bisa Berperang

Diperbarui: 27 September 2023   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gudang Rudal dan Depleted Uranium Dihancurkan Rusia, Ukraina Terancam Tidak Bisa Berperang

Tegangan antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat sejak awal tahun ini, ketika pasukan Rusia melakukan peningkatan kekuatan militer di perbatasan Ukraina. Ukraina menganggap hal ini sebagai ancaman terhadap kedaulatannya, sementara Rusia mengklaim bahwa hal ini hanya sebagai latihan rutin.

Namun, baru-baru ini, Rusia melakukan serangan balik yang mengejutkan terhadap Ukraina, dengan menghancurkan gudang rudal dan depleted uranium milik Ukraina di wilayah Donbass. Depleted uranium adalah bahan yang digunakan untuk membuat peluru dan proyektil yang dapat menembus lapisan baja kendaraan lapis baja dan bunker1.

Menurut sumber militer Rusia, serangan ini dilakukan oleh pesawat tempur Su-34 dan Su-35, yang membawa rudal jelajah Kh-59MK2 dan Kh-35U. Rudal-rudal ini memiliki jangkauan hingga 500 km dan 260 km, serta mampu menghindari sistem pertahanan udara musuh2.

Serangan ini berhasil menghancurkan sekitar 80% dari stok rudal dan depleted uranium Ukraina, yang berarti bahwa Ukraina kehilangan kemampuan untuk melancarkan serangan udara dan darat terhadap pasukan separatis pro-Rusia di Donbass. Selain itu, serangan ini juga menimbulkan dampak lingkungan yang buruk, karena depleted uranium dapat menyebabkan radiasi dan kontaminasi tanah dan air3.

Sementara itu, pihak Ukraina mengutuk keras serangan ini sebagai tindakan agresi yang melanggar hukum internasional. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan NATO, untuk memberikan dukungan militer dan politik kepada Ukraina. Ia juga mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Rusia jika serangan-serangan seperti ini terus berlanjut.

Namun, Rusia menolak untuk mengakui tanggung jawab atas serangan ini, dan menuduh Ukraina sebagai provokator yang mencoba memicu perang di Eropa. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Rusia hanya bertindak untuk melindungi kepentingan nasionalnya dan hak-hak warga Rusia di Donbass. Ia juga menegaskan bahwa Rusia tidak akan mundur dari posisinya, dan siap menghadapi segala konsekuensi.

Serangan ini menunjukkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, dan berpotensi menjadi perang besar-besaran di Eropa. Hal ini tentu saja akan membahayakan stabilitas dan perdamaian regional dan global, serta menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang besar.

Berikut ini adalah gambar ilustrasi dari serangan udara Rusia terhadap gudang rudal dan depleted uranium Ukraina:




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline