Lihat ke Halaman Asli

Sang Pengawas

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjalan mantap menuju ruangan
Penuh berkas laporan keuangan
Duduk sendiri berteman secangkir kopi
Tertegun sejenak kehilangan beberapa bukti

Dipanggillah beberapa orang pemegang kunci
Bersikap tenang seolah tak ada yang terjadi
Berupaya semua aman terkendali
Tersodor amplop yang berarti “jangan intervensi”

Sang Pengawas berkata tegas
Jangan begitu saya menjalankan tugas
Jawaban miris diterima Sang Pengawas
Bila kurang..mungkin yang diluar sana bisa bikin anda puas

Dua buah mobil keluaran terbaru buatan Eropa
Terparkir manis terlihat dari balik jendela
Tinggal pilih mau yang mana
Sengaja disiapkan dengan dua pilihan warna

Sang Pengawas kembali berkata tegas
Jangan begitu saya menjalankan tugas
Kembali jawaban miris diterima Sang Pengawas
Sudah waktunya istirahat dan jangan bekerja terlalu keras

Habis sudah kesabaran si pemegang kunci
Mengapa intervensi tanpa permisi..?
Dengan nada suara meninggi
Jangankan engkau hukum pun bisa kubeli

Sang Pengawas bertahan dengan idealismenya sendiri
Saya menjalankan tugas dan bukan intervensi
Mengawasi implementasi dari legislasi
Mengawasi moral yang mulai terdevaluasi

Kini si pemegang kunci bisa tertawa
Karena Sang Pengawas telah tiada
Siapa yang bisa mengikuti jejaknya..?
Saat semua terbawa arus gila bernama harta

Aah.. kau.. Drs.Gandhi
Pertemuan kita bisa dihitung jari
Setiap ucapanmu padat berisi mengandung arti
Tetap selalu teringat.. terpatri.. dalam hati




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline