Lihat ke Halaman Asli

"Kalau Butuh, Nggak Bisa Memilih"

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

can't believe with what i've said.

Ups, jgn negatif  thingking dl yah. Konteksnya adalah, saat makan siang di kantin
Seperti biasa sambil ngobrol kanan-kiri
Salah seorang kawan tak menghabiskan makanannya hanya karna
Menemukan banyak kulit telur dalam lauk pauk jatah yg ada di piringnya
"jijay" tampaknya. Yah bisa dimaklumi

Namun salah satu kawan yg lain berkata dengan sangat bijak dan raut wajah serius
"masih mending itu lauk masih berbentuk...gw dulu di sarmil, satu piring diaduukkkk smua lauk udah ngga ada bentuknya sama sekali. makan pakai tangan temen yg disebelah, sedangkan tangan kita nyuapin temen yg disebelah juga. saling suap. tapi nggak ada yang muntah tuh"

Dan dengan spontan saya nyeletuk:
"Soalnya udah lapeeer.... Butuh.... Jadi ngga bisa nolak. Ngga bisa milih"

haha... terdengar sok bijak.
tapi beneran, terlontar begitu aja dari kepala ini, komentar seperti itu
padahal klo keseharian, sayyah dan rekan yg cerita pengalamannya di sarmil itu [sarmil adl pendidikan semi militer gitu deh...] termasuk yg agak milih2 makanan n napsu makan gampang ilang klo makanannya tampak nggak menarik atau tampak aneh :p

Lesson learn yang dapat diambil adalah,
yah memang benar ternyata kalau difikir-fikir lebih jauh lagi
Seringkali kita lupa terhadap ketidaksukaan, atau ke-eneg-an kita terhadap sesuatu
Dan itu bisa terjadi ketika kita dalam keadaan "BUTUH"

Dalam cerita yang saya uraikan diatas, konteksnya adalah butuh makan. karna laper stelah disiksa fisik[dalam tanda kutip] seharian capek. apa daya. jorok2 pun dan nggak berbentuk pun, hajar sajjah itu makanan..
Padahal dalam keadaan normal, bau aneh dikit aja udah bisa bikin ga napsu dan kenyang seharian :p

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline