Lihat ke Halaman Asli

Anak Rentan Usia Galau

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu, dua, tiga dan entah berapa yang terbuang. Kamu di sisi kanan, dan aku di kiri. Duduk, saling diam, aku menunggu kamu melontarkan entah kata yang mungkin memulai atau mengakhiri, dan mungkin kamu juga. Dinding-dinding berpropaganda menggoda jam yang sedari tadi menghitung, menunggu, menjadi wasit kita. Segelas soda di depanmu, segelas soda di depanku, saling bertaruh. Aku mencuri pandang sebentar, wajahmu datar, biasa saja, tampak terlalu biasa. Pikiranku mengajak berdansa ke sana-kemari. Aku mencuri pandang lagi, dan masih tampak sama. Dan pikiranku terus mengajak berdansa lagi, aku ikuti, ke kanan, ke kiri, lalu lebih larut, terbawa, aku lari, lari, lalu terbang, terbang, tinggi, itu bulan, di bulan ada kamu, kamu yang duduk di sisi kanan, semakin mendekati kamu, lalu jatuh.Kembali ke sisi kiri. Jam di dinding itu mengatakan sudah empat terbuang. Aku semakin tercekat, sesak, otakku pepat, aku harus bicara, ayo satu, aku takut, ayu dua, ayo tigaaaaaaaaaa.

pyarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr………………………….. dan diam, dan aku menoleh, kamu pun juga, gelas soda di depanku lari terjun ke bawah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline