24 JAM MENJAGA HATI
Oleh Samsul Maref
Ning, semalam Aku mencoba mencari tau rumah kamu, namun malang Aku malah kesasar dan kayaknya itu pertanda kalau,,,,,"
"Syam sorry Aku masih dilarang untuk pacaran oleh Ayahku, Sorry Syam,,,!" Sela Ningsih cepat.
Sepenggal kalimat itulah saat Syam hendak "menembak" Ningsih yang masih tersimpan dipalung hatinya selama hampir tiga tahun lamanya.
# # # # #
Diantara puluhan konvoi sepeda motor terdapat Syam dan Ningsih yang sedang asyik berkendara dalam satu motor untuk ikut merayakan kelulusannya dari SMA XZ, bersama pengendara lainnya yang juga masih mengenakan seragam SMA yang penuh dengan coretan warna-warni pilox.
Dan diantara hamparan sawah yang mengapit jalan raya, terlihat Ningsih yang sedang berdiri diatas motor yang Syam kendarai seraya mengibarkan sapu tangannya yang berwarna pink, disusul kawan-kawan Syam yang berinteraksi diatas motor yang sedang melaju. Ada juga yang mengendarainya hanya memegang kendali gas sementara pengendaranya berlari disampingnya. Bahkan ada juga yang sambil terlentang dengan kedua kakinya mengendalikan stang motornya.
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan itu, akhirnya Syam, Ningsih dan puluhan kawannya tiba di tempat yang mereka tuju, yaitu sebuah pantai. Suasana dipantai itu cukup indah dan bersih. Bentangan pasirnya mengisi di setiap penjuru pantai, pohon-pohon kelapa menjulang tinggi dengan buahnya yang nampaK segar, burung-burung laut sibuk mencari makanan ditepi pantai, dan lautnya yang biru itu terlihat seolah menyatu dengan langit di kejauhan.