Lihat ke Halaman Asli

Sentul kenyut

solikolilolilo

Adakah Hari Tanpa Gawai di Masa Pandemi?

Diperbarui: 8 Maret 2021   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

secangkir Kiopi ( dokpri)

Kembali warga disibukkan dengan kesibukan penggunaan gawai anak anak mereka yang mulai Rusak. persoalan Kelasik soal Gawai ditengah Pandemi , yang diwajibkan seluruh siswa menggunakannya. Tetangga depan Rumah   repot karena cucunya selalu Hilang kalaiu dipegangi gawai , alasannya selain nggak Kuat Beli kuota , si Inu ini Bukan nama sebanarnya , anak seukuran itu dipegangi gawai , dan nggak punya Kuota , akan bagaimana lagi , susah , Tugas tugas sekolah  yang harus dikerjakan dengan Gawai  hampir  tak pernak dikerjakan Oleh si Inu , padahal Ujian akhir  sekolah sudah didepan mata . teman teman sekelasnya ada yang menjemputnya di Rumah, bahkan mencarinya  entah kemana si Inu ini . intinya si Inu ini malas dengan sekolah dengan sistem gawai .  

si inu ini ingin Kembali ke  sekolah dengan Kondisi Normal, di ajar dengan cara murah dan sederhana dapat bermain  bakiak dengan teman temannya , dapat semprotan  dikelas sewaktu tidur ngleker, dan  Kasish sayang  belaian Bu Nur , gurunya  yang sangat sayang . Bahakan melebihi kasih sayang seorang Ibu , BU nur  menyambangi Inu  di setiap kegiatannya di sekitaran balai Desa  yang ada sinyal waifi disana . Maklum Inu si anak haram tanpa perhatian dan kasih sayang bapaknya yang lenyap ditelan sejarah kelam , kasih pintu belakang  yang tidak disetujui mak surisih  tetangga dekat rumah , akhirnya menghamili  ibu anak ini yang akhirnya lahirlah  Inu si anak tanpa bapak ini .  bayangan Gelap ditengah malam telah membuai seorang gadis  untuk melahirkan  seorang anak yang sangat kurang kasish sayang dan perhatian , entah salah siapa salah bunda mengandung atau salah bapaknya lupa sarung , nggak ada yang tahu , sepenggal latar belakang  si inu yang protes dengan keadaannya  yang selalu jadi Objek Bully ibu , keluarga dan Neneknya  yang sangat kejam , selalu meracau , mencercai  Inu mulai dari bangun tidur , sampai malam lagi , Hal yang menyakitkan  hidup dengan nenek  sihir  yang mengatur anak dengan tangan besi dan kebencian mendalam. Banyak sekali anak anak kita yangt mengalami kehilangan identitas  seperti Inu , sebab Neneknya dan Ibunya tak sanggup menjadi  jembatan penghubung kebutuhan Khusus inu inu kita.

Sepenggal cerita Penulis Hanyalah gambaran keprihatinan pendidikan kita  yang tergantung Gawai, produk China ini  menjadi bahan pertimbangan, seolah kita di jatuhkan martabat kita oleh teknologi yang tidak sepenuhnya ada manfaatnya bagi generasi kita  dahulu, entoh dulu kita-kita anggaklat dulu yang enggak kenal gawai  ya aman - aman saja  dan tidak di kejar dengan kebutuhan gawai dan kuota . sekolah kita yang katanya medapat Kuota , Pulsa gratis entoh nyatanya tidak dapat digunakan, dan nilainya terlalu kecil, tidak sebanding dengan kebutuhan sebenarnya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline