Lihat ke Halaman Asli

Kurikulum 2013 Di Mata Saya.

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412643905234650300


Melanjut tulisan sayatentang kurikulum 2013 sebelumnya, maka saya coba membahas lagi tentang kurikulum 2013 itu, masih dari kacamata saya yang awam tentunya.

Jika sebelumnya saya masih bertanya-tanya tentang kurikulum 2013 itu sendiri, serta mendapat jawaban dari website Kemdikbud, saya pun akhirnya mencoba melakukan survey kecil-kecilan, mulai dari melihat reaksi dari teman-teman yang memang merasakan kurikulum 2013 ini di media sosial, dan juga bertanya pada keponakan-keponakan saya yang memang kebanyakan masih duduk di bangku Sekolah Dasar, dan orang-orang di sekitar saya.

Hasilnya?

Beragam memang, selalu ada pro kontra terhadap hal baru, tak terkecuali Kurikulum 2013 ini. Di media sosial contohnya, banyak teman-teman yang menggerutu akan kurikulum ini, namun tak sedikit juga yang menikmatinya.

Salah satu keluhan dari teman-teman yang menjalani, di antaranya keponakan-keponakan saya, ialah banyaknya tugas yang diberikan hingga menambah jam belajar.

Namun ada beberapa teman saya yang mengaku masa kecilnya sudah diajarkan berdiskusi oleh orang tuanya, diajarkan berani mengemukakan pendapat, hampir sama dengan apa yang ingin diterapkan oleh kurikulum 2013 ini, dan mereka menganggap cara tersebut sangatlah baik dalam melatih mental serta pemahaman terhadap materi di sekolah, karena mereka telah menjalani hal semacam ini dahulu.

Kurikulum 2013 di mata saya.

Masih menurut opini saya yang awam, setelah mendapat beberapa contoh tugas dari kurikulum 2013, tugas-tugas yang diberikan sebetulnya cukup menarik. Seperti tugas matematika yang pernah saya lihat untuk Sekolah Dasar, soal tersebut tidak hanya berbentuk angka seperti biasanya, namun dibuat sebagai perumpamaan/cerita, hal yang menurut saya memudahkan, karena perumpamaan yang dibuat ialah perumpamaan situasi sehari-hari yang terjadi di sekitar. Dan jawaban dari tugas tersebut tidak hanya ditujukan sendiri, tapi juga diminta untuk mendiskusikannya kepada orang tua/pembimbing, sehingga anak menjadi lebih aktif mendiskusikan tugas tersebut.

Sebagaimana pernah saya bahas di tulisan sebelumnya, kurikulum 2013 ingin membuat murid menjadi lebih aktif, tak ragu berdiskusi, dan pemahaman tentang pelajaran tidak hanya terfokus pada satu titik saja, namun bisa diaplikasikan kepada hal-hal lain yang ada di sekitarnya. Hal yang sangat menarik menurut saya, membuat setiap pelajaran atau tugas tidak lagi menjadi hal yang menakutkan, berdasar pengalaman saya terdahulu. Di mana tugas sekolah ialah tanggung jawab sang murid sendiri, dan jawabannya hanya terfokus pada pertanyaan tersebut, tidak ada/tidak diajarkan bagaimana jawaban tersebut sebetulnya bisa diaplikasikan di dalam aspek kehidupan lainnya.

Kemudian tentang bertambahnya jam belajar sendiri, memang hal ini masih menjadi sebuah perdebatan yangcukup menarik. Saya pun setuju bila jam belajar harus seimbang dengan jam bermain, tapi, yang saya lihat dari kacamata saya, penambahan jam belajar di sini berjalan seiringan akibat sebuah diskusi dengan pengajar, dengan adanya diskusi otomatis jam pelajaran akan lebih lama dibanding sebelumnya, sebab murid-murid bisa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang apa yang diajar oleh pengajar. Hal yang seharusnya sangat baik, karena dengan kebiasaan diskusi ini, otomatis generasi-generasi penerus bangsa akan menjadi lebih aktif, tak malu mengeluarkan pendapat, sebagai modal untuk menjalani kehidupan di masa depan mereka nanti.

Kemenarikan kurikulum 2013 bagi saya tak habis sampai di sini. Saya pernah juga membaca buku kelas 1 Sekolah Dasar, dalam buku itu diajarkan bagaimana pentingnya memiliki teman, bersosialisasi, sampai mata saya tertuju pada sebuah petuah yang berbunyi ‘Teman adalah karunia Tuhan, kita harus menyayangi teman, tanpa teman kita kesepian’, sebuah petuah yang menurut saya sangat-sangat bijak, bahkan bagi orang dewasa sekalipun.

Begitu dalam arti kalimat tersebut untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, bagi saya, karena teman adalah segalanya, dan hal penting tersebut sudah mulai di tanamkan sejak kelas 1 SD oleh kurikulum 2013, hal yang cukup menakjubkan bagi saya.

Dan lagi-lagi, berbicara tentang tenaga pengajar, beberapa teman diskusi saya sempat menyinggung masalah ini, apakah tenaga pengajar memiliki kemampuan untuk menunjang kurikulum 2013 ini? Sekali lagi, saya sendiri meyakini bahwa kemdikbud pastinya telah mempersiapkan dengan matang program ini, sampai ke aspek terkecil sekalipun.

Membaca keluhan beberapa tenaga pengajar di surat kabar pagi ini, tentang bagaimana mereka hanya diberikan waktu yang sempit untuk mempelajari kemudian mengaplikasikannya ke cara mengajar mereka, bagi saya hal yang sangat wajar. Di dunia kerja saya sering sekali menghadapi keadaan-keadaan semacam ini, saya pun mengeluh awalnya, namun saya tersadar, inilah tantangannya, ketika menghadapi hal yang baru dan bisa membimbing kita ke arah yang lebih baik.

Saya kira seperti itu pandangan saya terhadap kurikulum 2013 yang kehadirannya menjadi pro kontra bagi siapa pun, ada pro maupun kontra merupakan hal yang wajar atas kemunculan hal yang baru.

Saya menanggapi programini sebagai hal yang positif, hal yang seharusnya akan memajukan, membuat pembeda pada generasi penerus bangsa ini. Untuk sebuah perubahan yang lebih baik, mengapa tidak. Bagaimana dengan kalian?.

*catatan: gambar saya pinjam dari sini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline