duduk terdiam, merenung, lalu minum kopi, sendirian.
mencoba menuliskan kembali sebuah sajak untukmu yang lama terabaikan.
ada sesuatu yg sangat ingin kutuliskan, melalui kata2 yang sudah lama kusimpan.
namun lagi-lagi tak ada yang bisa tersampaikan.
kata-kata itu tetap hanya meloncat-loncat, di balik dinding hatiku yang pekat.
aku ingin tahu, apakah engkau disana merasakan hal yang sama denganku?
beberapakali merasa ada yang tak lagi sama dengan yang dulu.
harus kuartikan apa perjumpaan denganmu?
saat kurasakan anak-anak panah dari busurmu, telah menancap ke jantung hatiku.
setelah itu, malam yang gelisah lahirkan butir-butir rindu.