Dalam satu kota ada orang benar ada juga orang yang tidak benar, tetapi harus diakui jumlah orang yang tidak benar itu sangat banyak dan ada dalam semua lapisan masyarakat. Mereka ada dalam birokrasi, menjadi petinggi-petinggi di tiap-tiap kota, mereka juga ada sebagai pengusaha, mereka juga ada dalam gereja dan mereka juga ada dalam masyarakat kalangan bawah.
Kalau prilaku mereka negative hanya untuk diri sendiri, tidak mensejahterakan kehidupan kota, maka seharusnya kitalah yang menjadi oposisi, menjadi keseimbangan agar kehidupan di kota ini semakin baik dan semakin berkenan kepada Tuhan. Kita harus menjadi agen perubahan untuk bisa menolong kota dan provinsi kita.
Kalau kita melihat kitab Mikha pasal 1-3 maka mengambarkan tentang umat Allah yang berdosa, baik dosa satu bangsa yaitu : Israel dan Yehuda, dosa para penguasa, dosa para pemimpin, dan dosa para nabi.
Jadi bisa dikatakan hampir semua lapisan masyarakat itu berbuat kejahatan, dan isi dosa/kejahatannya itu sangat ngeri, antara lain 1:7 "mereka sudah menyembah Allah lain", 2:2 "Menindas dan merampas milik pusaka orang lain sepeti : ladang dan rumah", 3:1-3 "Tidak ada perbuatan keadilan, kebaikan, yang ada adalah kejahatan", 3:5 "para nabi hanya memperhatikan perut tidak mengutamakan kebenaran".
Dengan kondisi seperti ini maka bisa dikatakan bangsa ini dalam kondisi yang sangat hancur karena orang-orang yang seharusnya punya tugas untuk menghantar bangsa ini mengenal kebenaran yaitu para pemimpin dan nabi tidak melaksanakan tugasnya, maka wajar kalau rakyat tidak lagi menyembah kepada Yahweh. Wajar kalau mereka menindas satu dengan yang lain.
Memang tidak semua raja Yehuda punya kehidupan yang sangat jahat tetapi lebih banyak raja yang kesimpulan akhir hidupnya sangat jahat dan salah satunya adalah Ahas yang hidup pada jaman nabi Mikha, yang memerintah selama 16 tahun.
Maka kalau kejahatan ini terus di biarkan, tidak ada lagi suara kebenaran maka semua orang akan berbuat kejahatan tanpa rasa bersalah karena suara kebenaran sudah tertelan. Kalau kita membayangkan kondisi ini terjadi di kota kita, para petinggi menginjak-menginjak kebenaran, orang berduit menindas rakyat dan gerejapun tidak berani bersuara, tidak ada yang menegur mereka, hukum dan penegak hukum ini di negeri ini pun bisa dibeli maka wajar kalau kejahatan itu semakin bertambah-tambah dan semakin luas.
Kalau masih ada suara kebenaran maka hal ini akan menjadi peringatan terus-menerus, walaupun mereka tidak mengubris tetapi peringatan itu tetap ada. Apalagi kalau banyak orang yang bersatu untuk menyuarakan kebenaran maka banyak orang yang semakin gentar untuk berbuat kejahatan.
Jaman itu nabi-nabi palsu jumlah semakin banyak sedangkan nabi benar yang muncul dalam Alkitab hanya satu atau dua orang maka wajar kalau petinggi-petinggi tidak takut berbuat kejahatan sehingga mengkondisikan rakyat untuk berbuat kejahatan karena suara kebenaran tertelan.
Karena kondisi sangat parah maka Nabi Mikha sambil meratap, ia mengatakan : Karena inilah aku hendak berkeluh kesah dan meratap, hendak berjalan dengan tidak berkasut dan telanjang, hendak melolong seperti serigala dan meraung seperti burung unta: sebab lukanya tidak dapat sembuh, sudah menjalar ke Yehuda,...