Kalau kita melihat bagian awal dari Matius 4:1-11 ini, maka dikatakan Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai. Sepertinya ini sesuatu yang janggal karena bagaimana mungkin Roh membawa Yesus untuk dicobai atau bagaimana Roh Allah membawa Yesus untuk dicobai, anehkan ? Sama seperti Allah membawa kita anakNya dicobai iblis rasanya aneh.
Sebenarnya bukan aneh. Karena Allah membawa kita bukan hanya menikmati hal-hal yang baik tetapi Allah juga memimpin kita menghadapi hal-hal yang sulit termasuk menghadapi pencobaan-pencobaan yang datang dari iblis.
Itu bukan berarti Allah tidak mengasihi kita. Dia sangat mengasihi kita dan Dia tidak meninggalkan kita, tetapi Dia juga ingin kita menunjukkan kesetiaan pada waktu dicobai sehingga disitulah kelihatan bahwa iman kita berkualitas.
Jadi kualitas iman akan teruji pada waktu menang terhadap pencobaan, maka wajar kalau kita dicobai, jangan marah bahkan bersyukur. Kita katakan kita adalah orang yang setia, tetapi kesetiaan itu akan nampak pada waktu kita dicobai, kualitas akan nampak pada waktu menang terhadap pencobaan. Jadi menang terhadap ujian membuat kita bertumbuh, tetapi menang terhadap cobaan menunjukkan iman kita berkualitas.
Nah Yesus Kristus, Anak Allah menghadapi hal-hal seperti ini. Maka kalau Yesus Anak Allah saja menghadapi hal-hal seperti ini maka kita tidak ada hak istimewa. Maka kalau cobaan datang jangan salahkan cobaan tersebut, gara-gara dia saya buat dosa, (gara-gara saya tidak punya uang maka saya mencuri) tidak bisa seperti itu, karena cobaan itu maunya iblis dan iblis mau mencobai siapa saja, itu maunya dia.
Yakobus mengatakan pada waktu kamu dicobai jangan katakan pencobaan itu datang dari Tuhan, karena Tuhan tidak mencobai dan dicobai, berarti pencobaan itu datang dari iblis, dan iblis mau mencobai siapa saja, itu maunya dia. Tugas kita sebagai anak Tuhan tunjukkan kesetiaan kita pada Tuhan terhadap cobaan yang ada.
Nah kalau kita melihat lebih lanjut, cobaan yang dihadapi Tuhan Yesus, juga cobaan yang sama seperti kita, berat menghadapinya. Dalam ayat 2 dikatakan setelah berpuasa akhirnya laparlah Yesus, saat Yesus lapar membutuhkan makanan maka iblis mencobai dia dengan berkata : Jika Engkau Anak Allah perintahkanlah batu-batu ini menjadi roti.
Ini tentu sangat sulit, karena Dia lapar, butuh makanan dan punya kuasa, tetapi Dia tahu itu cara yang salah, maka Ia tidak mau melakukannya. Dia katakan : Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.
Dengan kata lain manusia butuh makanan secara fisik tetapi dalam mendapatkan harus dengan cara yang benar, bukan dengan tunduk kepada maunya iblis. Jadi ketaatan pada Tuhan itu harus lebih utama, walaupun kita juga sangat membutuhkan itu.
Semua orang butuh uang, tetapi mendapatkan uang dengan cara yang tidak benar maka itu maunya iblis, padahal enak kan, kalau kita mencuri dan orang tidak tahu, maka kita akan mencuri terus apalagi kita butuh, padahal itu maunya iblis. Maka Yesus dalam konteks seperti itu tidak mau melakukannya.